Jumat, 01 November 2013

proposal manajemen sumber daya manusia (msdm)




ANALISIS PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN PT GUDANG GARAM Tbk

th.jpgSeminar Manajemen Sumber Daya Manusia (Msdm)



Disusun oleh :
Dwi Arie Sofyana Hendri Yanti
Npm : 10.61201.1585


ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT GUDANG GARAM Tbk cabang MADURA. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan dilaksanakan pada 168 karyawan PT GUDANG GARAM Tbk cabang MADURA. Analisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 17.Teknik sampling yang dipakai adalah metode sensus dan teknik pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji validitas dengan analisis faktor, uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach. Uji asumsi klasik dan analisis regresi liner berganda, untuk menguji dan membuktikan hipotesis penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Kata Kunci: Gaya kepemimpinan.
I
 

KATA PENGANTAR


Assalamu’alikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Analisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Perusahaan Pt Gudang Garam Tbk”. Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meyelesaikan program Sarjana (SI) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MADURA.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga proposal ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan wacana bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
                                                                                           

                                                                                        Pamekasan, 8 Oktober 2013
                                                                                                             Penulis

DAFTAR ISI
ABSTRAK                                                                                                                       I
KATA PENGANTAR                                                                                                     II
DAFTAR ISI                                                                                                                  III
BAB I PENDAHULUAN                                                                                            1
A.    LATAR BELAKANG MASALAH                                                           1
B.     RUMUSAN MASALAH                                                                           4
C.     BATASAN MASALAH                                                                             4
D.    MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN                                                4
E.     MANFAAT PENELITIAN                                                                        5
F.      SISTEMATIKA PENELITIAN                                                                 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA                                                                                  7
A.    LANDASAN TEORI                                                                                 7
a.       KINERJA KARYAWAN                                                                    7
b.      FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA         8
c.       KEPUASAN KERJA                                                                           9
d.       FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA                        11
e.       GAYA KEPEMIMPINAN                                                                   12
B.     KERANGKA PEMIKIRAN                                                                      15
C.     HUBUNGAN ANTAR VARIABEL                                                        16
a.       HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN  16
D.    HIPOTESA                                                                                                 18
BAB III METODELOGI                                                                                             19
a.       METODE PENELITIAN                                                                           19
b.      PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL                                             19
c.       DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL                                                20
d.      JENIS DAN SUMBER DATA                                                                  22
e.       METODE PENGUMPULAN DATA                                                        23
f.       TEKNIK ANALISI DATA                                                                        23
g.      PENGUJIAN HIPOTESIS                                                                         24
III
 
 
BAB IV PENUTUP                                                                                                      27
A.    KESIMPULAN PENELITIAN                                                                        27
B.     SARAN-SARAN                                                                                              27
 DAFTAR PUSTAKA
IV
 

BAB I


PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan . Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota perusahaan. Perusahaan membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan. Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus memiliki karyawan yang berpengetahuan dan berketrampilan tinggi serta usaha untuk mengelola perusahaan seoptimal mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat.
Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) kinerja karyawan merupakan hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber dayamanusia yang ada didalamnya.
PT GUDANG GARAM Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi rokok. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berawal dari comanditaire vennootschape (CV) yang berdiri tahun 1983 yang kemudian dijadikan Perseroan Terbatas (PT) pada tahun 2004. Penelitian ini memfokuskan pada karyawan PT GUDANG GARAM Tbk yang berlokasi di MADURA karena disini pusat kegiatan manajerial dilakukan.Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah diharapkan oleh perusahaan terserbut.Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global. Karyawan dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Keberhasilan karyawan dapat diukur melalui kepuasan konsumen, berkurangnya jumlah keluhan dan tercapainya target yang optimal. Kinerja karyawan PT GUDANG GARAM Tbk juga dapat diukur melalui penyelesaian tugasnya secara efektif dan efsien serta melakukan peran dan fungsinya dan itu semua berhubungan linear dan berhubungan positif bagi keberhasilan suatu perusahaan. Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja karyawan, diantaranya adalah menurunnya keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, pengaruh yang berasal dari lingkungannya, teman sekerja yang juga menurun semangatnya dan tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan sebab menurunya kinerja karyawan dalam bekerja. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja diantaranya adalah gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain . Gaya kepemimpinan cocok apabila tujuan perusahaan telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Perusahaan menggunakan penghargaan atau hadiah dan ketertiban sebagai alat untuk memotivasi karyawan. Pemimpin mendengar ide-ide dari para bawahan sebelum mengambil keputusan. Gaya kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untuk berprestasi. Sukses tidaknya karyawan dalam prestasi kerja dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasannya. Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

B.     Rumusan Masalah Penelitian
Manusia merupakan sumber daya yang paling menentukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Permasalahan dari perusahaan ini adalah tinggi rendahnya kinerja karyawan, untuk suatu upaya yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, dengan permasalahan tersebut diduga faktor gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dirumuskan suatu pertanyaan penelitian
Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan?

C.     Batasan masalah.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengacu hanya kepada gaya kepemimpinan dari pemimpin utama perusahaan PT GUDANG GARANG Tbk cabang pamekasan. Yang nantinya akan di analisa oleh penulis melalui karyawan dari PT GUDANG GARAM Tbk itu sendiri.

D.     Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan: Mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

E.     Manfaat penelitian
Manfaat-manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
2.      Bagi perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi perusahaan dalam pengelolaan SDM beserta segala kebijakan yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek SDM secara lebih baik.
3.      Bagi almamater
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi bacaan bagi semua pihak yang membutuhkannya.

F.      Sistematika Penulisan
Adanya sistematika penulisan adalah untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan. Sisitematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan, kerangka pemikiran, hubungan antar variabel dan hipotesa.
BAB III METODELOGI
Pada bab ini akan dibahas metode penelitian, penentuan populasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel,jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengujian hipotesis.
BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan saran-saran,
sebagai masukan bagi perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     Landasan Teori
a.      Kinerja karyawan
Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau penyampaian jasa. Informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi tentang kinerja dalam organisasinya. Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan. Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang dberikan kepadanya.



b.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Untuk memperoleh kinerja yang tinggi dibutuhkan sikap mental yang memiliki pandangan jauh ke depan. Seseorang harus mempunyai sikap optimis, bahwa kualitas hidup dan kehidupan hari esok lebih baik dari hari ini. Furtwengler (2002: 79) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan kinerja pegawai, maka organisasi perlu melakukan perbaikan kinerja. Adapun perbaikan kinerja yang perlu diperhatikan oleh organisasi adalah faktor kecepatan, kualitas, layanan, dan nilai. Selain keempat faktor tersebut, juga terdapat faktor lainnya yang turut mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu ketrampilan interpersonal, mental untuk sukses, terbuka untuk berubah, kreativitas, trampil berkomunikasi, inisiatif, serta kemampuan dalam merencanakan dan mengorganisir kegiatan yang menjadi tugasnya. Faktor-faktor tersebut memang tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan, namun memiliki bobot pengaruh yang sama.
Menurut Bernardin and Russel (1993: 382) terdapat 6 kriteria untuk menilai kinerja karyawan, yaitu:
1.      Quality yaitu Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang ideal di dalam melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai harapan.
2.      Quantity yaitu Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai mata uang, jumlah unit, atau jumlah dari siklus aktifitas yang telah diselesaikan.
3.      Timeliness yaitu Tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk aktifitas lain.
4.      Cost effectiveness yaitu Tingkatan dimana penggunaan sumber daya perusahaan berupa manusia, keuangan, dan teknologi dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang tertinggi atau pengurangan kerugian dari tiap unit. Need for supervision yaitu Tingkatan dimana seorang karyawan dapat melakukan pekerjaannya tanpa perlu meminta pertolongan atau bimbingan dari atasannya.
5.      Interpersonal impact yaitu Tingkatan di mana seorang karyawan merasa percaya diri, punya keinginan yang baik, dan bekerja sama di antara rekan kerja.
Pendapat lain dikemukakan oleh Dessler (2000: 514-516) yang menyatakan bahwa dalam melakukan penilaian terhadap kinerja para pegawai, maka harus diperhatikan 5 (lima) faktor penilaian kinerja yaitu :
1.      Kualitas pekerjaan meliputi : akurasi, ketelitian, penampilan dan penerimaan keluaran.
2.      Kuantitas pekerjaan meliputi : volume keluaran dan kontribusi.
3.      Supervisi yang diperlukan meliputi : membutuhkan saran, arahan, atau perbaikan.
4.       Kehadiran meliputi : regularitas, dapat dipercayai/diandalkan dan ketepatan waktu.
5.      Konservasi meliputi : pencegahan, pemborosan, kerusakan, pemeliharaan peralatan.

c.       Kepuasan Kerja
Aktivitas hidup manusia beraneka ragam dan salah satu bentuk dari segala aktivitas yang ada adalah bekerja. Bekerja memiliki arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Hal ini didorong oleh keinginan manusia untuk memenuhi adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kepuasan kerja adalah suasana psikologis tentang perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaan mereka (Davis, Keith, 1985). Vroom sebagaimana dikutip oleh Ahmad, M.A. Roshidi (1999) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai satu acuan dari orientasi yang efektif seseorang pegawai terhadap peranan mereka pada jabatan yang dipegangnya saat ini. Sikap yang positif terhadap pekerjaan secara konsepsi dapat dinyatakan sebagai kepuasan kerja dan sikap negatif terhadap pekerjaan sama dengan ketidakpuasan. Definisi ini telah mendapat dukungan dari Smith dan Kendall (1963) yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang pegawai mengenai pekerjaannya. Secara sederhana, job satisfaction dapat diartikan sebagai apa yang membuat orang-orang menginginkan dan menyenangi pekerjaan. Apa yang membuat mereka bahagia dalam pekerjaannya atau keluar dari pekerjaanya, menurut Robin dalam Siahaan, E.E. .Indra, Hary dalam penelitiannya menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai secara signifikan adalah : faktor yang berhubungan dengan pekerjaan, dengan kondisi kerja, dengan teman sekerja, dengan pengawasan, dengan promosi jabatan dan dengan gaji. Smith, Kendal dan Hulin dalam Bavendam, J. (2000) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja bersifat multidimensi dimana seseorang merasa lebih atau kurang puas dengan pekerjaannya, supervisornya, tempat kerjanya dan sebagainya. Porter dan Lawler seperti juga dikutip oleh Bavendam, J. (2000) telah membuat diagram kepuasan kerja yang menggambarkan kepuasan kerja sebagai respon emosional orang-orang atas kondisi pekerjaannya. Kepuasan kerja bersifat multidimensional maka kepuasan kerja dapat mewakili sikap secara menyeluruh (kepuasan umum) maupun mengacu pada bagian pekerjaan seseorang. Artinya jika secara umum mencerminkan kepuasannya sangat tinggi tetapi dapat saja seseorang akan merasa tidak puas dengan salah satu atau beberapa aspek saja misalnya jadwal liburan (Davis, Keith. 1985). Konsekuensi dari kepuasan kerja dapat berupa meningkat atau menurunnya prestasi kerja pegawai, pergantian pegawai (turnover), kemangkiran,atau pencurian (Davis, Keith, 1985).

d.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja
Ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, antara lain yaitu :
1.      Pekerjaan itu sendiri (work it self), setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
2.      Atasan (supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3.      Teman sekerja (workers), merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
4.      Promosi (promotion), merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
5.      Gaji atau upah (pay), merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.



e.       Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit mencapai tujuan organisasi. Jika seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar (Robert, 1992). James et. al. (1996) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya (Tampubolon, 2007).
Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang lain atau bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

Terdapat lima gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi menurut
Siagian (2002), yaitu:
1.      Tipe pemimpin yang otokratik
Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang:
- Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
- Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
- Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata
- Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
- Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
- Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)
2.      Tipe pemimpin yang militeristik
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:
- Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering dipergunakan
- Dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan
- Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya

3.      Tipe pemimpin yang paternalistik
- Menganggap bahwa sebagai manusia yang tidak dewasa
- Bersikap terlalu melindungi
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiatif
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi
- Sering bersikap mau tahu
4.      Tipe pemimpin yang kharismatik
Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang demikian
sangat diperlukan, akn tetapi sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang
positif.
5.      Tipe pemimpin yang demokratik
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin
yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:
- Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan
- Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai
tujuan
- Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya
- Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin Kepemimpinan memegang peran yang signifikan terhadap kesuksesan dan kegagalan sebuah organisasi.





Keterangan:

R         = hubungan secara simultan, (secara keseluruhan)
r           = hubungan secara parsial, (secara tidak langsung)
X         = variabel bebas
Y         = variabel terikat

1.      Faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang pemimpin adalah karakteristik pemimpin , karakteristik karyawan dan situasi dilingkungan organisasi.
2.      Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dengan kinerja karyawan.


C.     Hubungan Antar Variabel
a.      Hubungan antara Gaya kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
Gaya kepemimpinan pada dasarnya menekankan untuk menghargai tujuan individu sehingga nantinya para individu akan memiliki keyakinan bahwa kinerja aktual akan melampaui harapan kinerja mereka. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorangpemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapaitujuannya (Waridin dan Bambang Guritno, 2005). Suranta (2002) dan Tampubolon(2007) menyatakan bahwa faktor kepemimpinan juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat dan pengaruh antara faktor kepemimpinan dan faktor kinerjakaryawan. Jadi, hubungan antar variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja adalah H1: Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Menurut Miller et al. (1991) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja para pegawai. Hasil penelitian Gruenberg (1980) diperoleh bahwa hubungan yang akrab dan saling tolong-menolong dengan teman sekerja serta penyelia adalah sangat penting dan memiliki hubungan kuat dengan kepuasan kerja dan tidak ada kaitannya dengan keadaan tempat kerja serta jenis pekerjaan. Ramlan Ruvendi (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, Di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor”, menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan pengaruh signifikan antara variabel gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja pegawai Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor. Diungkapkan pula bahwa gaya kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi (contingency). Indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja ditunjukkan dengan tingginya tingkat absensi dan perpindahan pegawai. Hal itu timbul sebagai akibat dari kepemimpinan yang tidak disenangi.
D.     HIPOTESA
Dr. Sugiyono mengutarakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap persamaan masalah penelitian. Jawaban masih berdasarkan teori yang relevan, tetapi belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Sutrisno Hadi menambahkan bahwa penolakan dan penerimaan hipotesis sangat tergantung pada hasil penyelidikan fakta-fakta yang dikumpulkan.
Untuk kepentingan penelitian ini, sesuai dengan tujuannya diajukan hipotesis pengarah berikut:
Diduga faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang pemimpin adalah: karakteristik pemimpin, karakteristik pegawai dan situasi di lingkungan organisasi. Diduga terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dengan kinerja pegawai.



BAB III
METODELOGI
a.     Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif (metode survei) dan pendekatan kualitatif. Metode survei adalah metode yang mengambil contoh data dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989). Dengan memadukan kedua pendekatan tersebut diharapkan upaya pemahaman gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan, faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai dapat dilakukan secara lebih komprehensif. Sedangkan untuk lokasi penulis memilih PT GUDANG GARAM Tbk cabang pamekasan yang beralamatkan jl. Raya sumenep km.47 pamekasan MADURA.
b.      Penentuan populasi dan sampel.
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti, karenanya dipandang sebagai semesta penelitian (Ferdianad, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di perusahaan PT GUDANG GARAM Tbk yang berjumlah 168 karyawan. Sampel merupakan subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini tidak digunakan teknik sampling karena sampel yang diteliti adalah keseluruhan dari populasi yang ada atau disebut dengan sensus. Mengingat jumlah populasi hanya sebesar 168 karyawan, maka layak untuk diambil keseluruhan untuk dijadikan sampel tanpa harus mengambil sampel dalam jumlah tertentu. Sehingga sampel dari penelitian ini adalah seluruh karyawan tiap bagian unit dalam PT GUDANG GARAM Tbk.
c.       Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi:
1.      Kinerja karyawan
Kinerja karyawan adalah perbandingan hasil kerja nyata karyawan dengan standar kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Beberapa indikator untuk mengukur sejauh mana pegawai mencapai suatu kinerja secara individual menurut (Bernadin, 1993 dalam Crimson Sitanggang, 2005) adalah sebagai berikut:
a.         Kualitas: Tingkat dimana hasil aktifitas yang dilakukan mendekati sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktifitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu aktifitas.
b.         Kuantitas: Jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus aktifitas yang diselesaikan.
c.         Ketepatan Waktu: Tingkat suatu aktifitas diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktifitas lain.
d.        Efektifitas: Tingkat penggunaan sumber daya manusia, organisasi dimaksimalkan dengan maksud menaikan keuntungan atau mengurangi kerugian dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
e.         Kemandirian: Tingkat dimana seorang pegawai dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa minta bantuan bimbingan dari pengawas atau meminta turut campurnya pengawas untuk menghindari hasil yang merugikan.
f.          Komitmen Organisasi: Tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja              dengan organisasi dan tanggung jawab pegawai terhadap organisasi.

2.      Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan cara pemimpin memanfaatkan kekuatan yang tersedia untuk memimpin para karyawannya. Likret, (1961) dalam Handoko, (2003) mengemukakan dua kategori gaya dasar ini, orientasi karyawan dan orientasi tugas, menyusun suatu model empat tingkat efektifitas manajemen.
a.         Sistem 1, manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaannya juga secara kaku ditetapkan oleh manajer.
b.        Sistem 2, manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. Bawahan juga diberi berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.
c.         Sistem 3, manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintahperintah setelah hal-hal itu didiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan-keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman.
d.        Sistem 4, tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila manajer yang secara formal membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran-saran dan pendapat-pendapat dari para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya menggunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan dibutuhkan dan penting.
d.      Jenis dan Sumber Data
Data adalah segala sesuatu yang diketahui atau dianggap mempunyai sifat bisa memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan (Supranto, 2001). Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1.      Data Primer
Menurut Algifari (1997), data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tanpa melalui perantara). Data primer yang ada dalam penelitian ini merupakan data kuesioner.
2.      Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).




e.       Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a.       Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup.
b.      Observasi
Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian.
c.       Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
f.       Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah secara kuantitatif. Data kuantitatif diolah dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang. Tabulasi silang digunakan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Pengolahan dan analisis data kualitatif dilakukan dengan mereduksi (meringkas) data dengan menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keperluan untuk menjawab pertanyaan analisis di dalam penelitian. Data hasil wawancara yang relevan dengan fenomena yang dianalisis, disajikan dalam bentuk kutipan-kutipan. Analisis data kualitatif dipadukan dengan hasil interpretasi data kuantitatif.

g.      Pengujian Hipotesis
1.      Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F )
Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : Variabel-variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin
kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
terhadap variabel terikatnya yaitu kinerja karyawan.
Ha : Variabel-variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin
kerja mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap
variabel terikatnya yaitu kinerja karyawan.
Dasar pengambilan keputusannya (Ghozali, 2005) adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:
a)      Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b)      Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2.      Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005). Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas (gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (kinerja karyawan) amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel trikat. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka R² pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.

3.      Uji Signifikasi Pengaruh Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y,apakah variabel X1, X2, dan X3 (gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja karyawan) secara terpisah atau parsial (Ghozali, 2005). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:
Ho : Variabel-variabel bebas (gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).
Ha : Variabel-variabel bebas (gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).
Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2005) adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:
a)         Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b)        Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.



BAB V
PENUTUP
a.      Kesimpulan Penelitian
Dari data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner maka dilakukan pengujian reliabilitas untuk mengetahui bahwa jawaban responden terhadap pernyataan konsisten dari waktu ke waktu. Dan dilakukan pengujian validitas untuk mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Hasil dari uji reliabilitas dan validitas menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dalam setiap variabel reliabel dan valid. Dalam uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas dan tidak terjadi heteroskedastisitas serta memiliki distribusi normal.
b.      Saran – saran.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis memberikan beberapa saran yang kiranya dapat berguna bagi perusahaan antara lain :
1.      Seorang pemimpin harus mampu menjadi figur yang mampu mambangun dan meningkatkan motifasi kerja karyawan.
2.      Untuk meningkatkan kinerja pemimpin harus berupaya seefektif mungkin mengoptimalkan gaya kepemimpinan demokrasi. Karena semakin efektifnya gaya kepemimpinan demokrasi akan meningkatkan kinerja.
3.      Dalam meningkatkan kinerja, kepemimpinan hanya berpengaruh 37%. Seorang pemimpin juga harus memperhatikan variabel lain selain pada gaya kepemiminan demokrasi.
4.      Pemimpin harus meningkatkan komunikasi dengan karyawan, sehingga hubungan dengan karyawan terjalin dengan baik. Dengan semakin baiknya hubungan dengan karyawan secara otomatis akan meningkatkan kinerja.
5.      Pemimpin harus  berupaya untuk memberikan pengertian tentang hasil yang didapat dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga karyawan akan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik dari sebelumnya.

                              
READ MORE >>

Senin, 07 Oktober 2013

merindukan dia di masa lalu

berjalan tapi tanpa arah
berharap tapi tak tau apa yang diharapkan
hanya mengikuti arus yang ada
mungkinkah semua akan berakhir sempurna dan indah
bila keindahan itu tlah hilang dari hidup ini

Tuhan bilakah semua ini akan berakhir?
mungkinkah masih ada kekuatan dan kesabaran yang masih akan tersisa di dalam tubuh ini
bila semua terus saja begini
dia yang begitu indah hadir dalam hidupku
kini entah mengapa tlah hilang
suatu hal begitu sulit tuk di pahami

mungkinkah suatu hari nanti akan bisa terulang kembali
saat-saat indah yang dulu pernah aku lalui bersamanya
menjalani cinta dan mimpi-mimpi indah yang dulu sempat tertunda?
mungkinkah dia akan hadir kembali bersamaku disini?
READ MORE >>

Jumat, 10 Mei 2013

khilafku

setelah semua terjadi begitu beratnya
aku bunkannya mendapatkan orang yang sayang padaku
aku justru malah kehilangan cinta sejatiku
semua orang ang ku sayang perlahan pergi meninggalkan aku
mungkinkah ini semua adalah karmaku?
Tuhan....
mengapa kau buat seperti ini hidupku?
sanggupkah aku terus melangkah tanpa hadirnya mereka semua dihidupku
Tuhan jika ini memang adalah bukti keadilanmu
mohon ampuni aku yang telah menyakiti makhlukmu yang tulus menyangiku
kini aku menyesal
dan sungguh sangat menyesal
kembalikan mereka kembali padaku
semua orang-orang yang aku sayang itu
aku tak sanggup tanpa mereka
aku janji takkan menyakiti mereka lagi
aku mohoonn

READ MORE >>

Selasa, 09 April 2013

seperti inikah dunia?
begitu kejam merampas semua cinta yang q miliki
sayang mengapa kita terpisah begini
sanggupkah aku tanpamu disisi
sedang semua yang aku rasakan dulu tiadalah guna tanpa hadirmu

Tuhan
jadikanlah semua ini sebagai bahan pembelajaran untukku agar bisa menjadi jauh lebih lagi

sayang
maafkanlah aku jika aq selalu membuatmu terluka
maaf jika cintamu tak terbalaskan olehku
bukan berarti aq tak mencintaimu
namun ternyata aku tak bisa lari dari kenyataan
semoga kita bisa bahagia dengan tanpa bersatunya kita.....
READ MORE >>

Senin, 01 April 2013

tugas kuliah


“COST OF CAPITAL”
BIAYA PENGGUNAAN MODAL.
Modal adalah dana yang digunakan untuk membayai aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan. Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
1.      Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan.
2.      Keputusan penggagaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal.
3.      Keputusam-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal.
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat resiko tertentu.
Dalam konteks manajemen keuangan, "biaya modal" merujuk pada remunerasi yang dibutuhkan oleh investor atau pemberi pinjaman untuk mendorong mereka untuk menyediakan dana untuk bisnis yang sedang berlangsung. Jika tujuan perusahaan adalah untuk tetap menguntungkan dan meningkatkan nilai bagi para pemegang sahamnya, setiap penggunaan modal harus kembali setidaknya biaya modal, dan optimal, jumlah yang lebih besar dari biaya modal. Biaya rata-rata tertimbang dari Modal (WACC) sering digunakan sebagai patokan, atau "hurdle rate" ketika mengevaluasi proyek-proyek baru dan bisnis yang akan memerlukan penggunaan sumber daya yang langka pendanaan.
Komputasi biaya modal perusahaan tidak sesederhana menggunakan, misalnya, tingkat bunga yang dibebankan pada pembiayaan bank. Biaya sebenarnya modal harus ditentukan mempertimbangkan ekonomi, pasar, dan masalah pajak. Kadang-kadang hubungan investor dan persepsi pasar berperan dalam menentukan struktur modal perusahaan juga.
Sebagian besar perusahaan tidak hanya bergantung pada satu jenis pembiayaan, tetapi berusaha untuk mempertahankan struktur modal dapat diterima menggunakan campuran dari berbagai unsur. Sumber-sumber pembiayaan termasuk utang jangka panjang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan. Dalam diskusi ini kita akan membahas empat jenis modal, biaya relatif mereka, dan metode-metode mana Biaya rata-rata tertimbang dari Modal berasal untuk penggunaan praktis.
Biaya penggunaan modal yang yang explicit dari suatu sumber dana adalah sama dengan “discount rate” yang dapat menjadikan nilai sekarang (present value) dari dana netto yang diterima perusahaan dari suatu sumber dana yang sama dengan nilai yang sama dengan nilai sekarang dari semua dana yang harus dibayarkan karena penggunaan dana tersebut beserta pelunasannya. Pembayaran atau “out flows” itu ialah dalam bentuknya pembayaran bunga, pembayaran utang pokok atau “principal”, atau deviden.
Perhitungan biaya penggunaan modal dapat didasarkan atas perhitungan sebelum pajak (before-tax) atau perhitungan sesudah pajak (after-tax). Pada umumnya digunakan perhitungan atas dasar sesudah pajak (after tax basis). Biaya modal rata-rata (average cost of capital) biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul investasi, yitu dengan membandingkan “rate of return” dari usul investasi tersebut dengan “cost of capital” nya. Oleh karena perhitungan “rate of return” didasarkan atas dasar sesudah pajak, maka sewajarnya kalau pembandingnya juga diperhitungkan atas dasar sesudah pajak. Dalam perhitungan “cost of capital” selanjutnya akan didasarkan atas perhitungan ssudah pajak (after – tax basis).
a.      Biaya Penggunaan Dana Dari Berbagai Sumber Dana Secara Individual.
1.      Biaya Penggunaan Dana Yang Berasal Dari Utang Jangka Pendek.
Pada dasarnya utang jangka pendek terdiri dari utang perniagaan (trade accounts payable), utang wesel dan kredit jangka pendek dari Bank. Biaya kredit perniagaan (trade credit) adalah explicit. Kalau kita gagal membayar tepat pada waktunya, kita akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan “cash discaunt”. Kalau suatu perusahaan biasanya kehilangan suatu kesempatan mendapatkan “cash discount” selama setahun, biaya “explicit”nya dari kredit perniagaan tersebut dapat dihitung membandingkan cash discount yang ilang deengan jumlah rata-rata utang perniagaan selama setahun.
Contoh:
Misalkan cash discount yang hilang selama setahun sebesar Rp5.000.000,00 dan utang perniagaan rata-rata sebesar Rp50.000,00 maka biaya kredit perniagaan yang explisit sebelum pajak adalah sebesar
 5.000   =10%
50.000

biaya ini adalah “tax-deductible expense”, karena bunga modal diperhitungkan dari jumlah keuntungan sebelum terkena beban pajak, sehingga dengan adanya beban bunga,maka beban keuntungan yang terkana pajak menjadi lebih kecil.
Biaya ini penggunaan utang sesudah pajak (after-tax cost of debt) dapat dihitung dengan cara sbb:
Biaya utang sesudah pajak = biaya utang sebelum pajak x (1,0 – tingkat pajak).
Misalkan tingkat pajak penghasilan (tax rate) 40%, maka biaya utang sesudah pajaknya dapat dihitung sbb:
Biaya sesudah pajak = (0,10) x (1,0 – 0,4) = (0,10) (0,60) = 6%
Perusahaan yang dikelola dengan baik pada umumnya selalu membayar kredit perniagaan dalam periode “discount” sehingga mereka dapat memperoleh keuntungan dari adanya “cash discount” tersebut, yang ini berarti bahwa perusahaan tidak pernah mempunyai beban yang bersifat explicit.
Utang wesel mempunyai bunga yang tetap dan dihitung dari harga nominalnya. Adalah penting disini untuk mengkaitkan bunga yang dibayar dengan jumlah uang yang diterima atau tersedia untuk digunakan (dana yang efektif dapat digunakan).
Untuk kredit jangka pendek biasanya bank langsung memotong bunganya di muka dari jumlah uang yang diberikan sehingga penerima kredit menerima jumlah uang yang lebih kecil dari utang nominalnya.
Contoh:
Misalnya kita mengadakan utang wesel dengan nominal Rp100.000,00 dengan bunga 15%/thn dengan umur satu tahun. Dalam hal ini kita hanya menerima uang sebesar Rp85.000,00 (yaitu Rp100.000,00 minus bunga Rp15.000,00). Dengan demikian tingkat bunga yang sebenarnya sebelum pajak adalah sebesar
Rp15.000,00  = 17,65%
85.000,00
Kalau tngkat pajak 40%,maka biaya pajaknya adalah
17,65%(1,0-0,4)=17,65%(0.65)=10,50%
Prinsip ini juga diterapkan dalam menghitung biaya penggunaan utang dari kredit jangka pendek yang diberikan oleh bank.
2.      Biaya Penggunaan Modal Yang Berasal Dari Utang Jangka Panjang.
Dalam perhitungan biaya penggunaan utang jangka panjang dan umumnya adalah dalam bentuknya obligasi kitapun harus mengkaitkan jumlah dana netto yang diterima dengan pengeluaran-pengeluaran kas karena penggunaan dana tersebut. Pada dasarnya biaya penggunaan utang jangka panjang atau biaya penggunaan dana yang berasal dari obligasi (cost of bonds) dapat dihitung dengan menggunakan cara seperti perhitungan tingkat pendapatan investasi dalam obligasi  yang dengan “shortcut” atau dengan menggunakan tabel present value.
3.      Biaya Penggunaan Modal Yang Berasal Dari Saham Preferen.
Saham preferen mempunyai sifat campuran antara utang dan saham biasa. Mempunyai sifat sebagai utang, karena saham preferen mengandung kewajiban yang tetap untuk mengadakan pembayaran secara periodik,dan dalam likuidasi perusahaan pemegang saham preferen mempunyai hak didahulukan sebelum pemegang saham biasa. Tidak seperti utang karena kegagalan untuk membayar deviden saham pereferen tidak melibatkan pembubaran perusahaan. Saham preferen mengandung resiko yang lebih besar dari pada saham biasa, tetapi lebih kecil dibandingkan dengan utang. Biaya penggunaan dana yang berasal dari penjualan saham preferen atau disingkat biaya saham preferen (cost of preferred stock) dapat dihitung dengan membagi deviden per lembar saham preferen (Dp) dengan harga neto (net price) yang diperoleh dari penjualan selembar saham preferen baru (pn). Deviden saham preferen dibebankan dari keuntungan sesudah pajak. Lain halnya dengan bunga pinjaman, atau dengan kata lain diambilkan dari keuntungan sebelum pajak, sehingga perlu diadakan penyesuaian pajak (tax-adjustment) untuk menentukan biaya utang sesudah pajak (after tax-cost of debt).


4.      Biaya Penggunaan Modal Yang Berasal Dari Laba Ditahan (Cost Of Retained Earning).
Apabila kita akan menggunakan dana yang berasal dari laba yang ditahan (retained earning), kita harus menyadari bahwa penggunaan dana tersebutpun ada biayanya. Sumber dana ini seperti sumber-sumber dana lainnyapun harus diperhitungkan biayanya. Seandainya sumber ini memang tanpa biaya lebih baik keuntungan tersebut dikembalikan kepada pemiliknya, yaitu pemilik modal sendiri, sehingga mereka memiliki kesempatan untuk menggunakannya pada kesempatan investasi lainnya, dan dari investasi tersebut dapat diperoleh tambahan keuntungan.
Besarnya biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan (cost of retained earning) adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (rate of return) dalam saham yang diharapkan diterima oleh para investor, atau dengan kata lain biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan dana yang berasal dari saham biasa.
5.      Biaya Penggunaan Modal Yang Berasal Dari Emisi Saham Biasa Baru.
Biaya penggunaan dana yang berasal dari emisi saham biasa baru atau disingkat “biaya saham biasa baru” (cost of new common stock) adalah lebih tinggi daripada biaya penggunaan dana yang berasal dari laba yang ditahan (cost of retained earning) karena dalam emisi saham baru dibebani biaya emisi (flotation/floating cost)


Biaya penggunaan dana yang berasal dari emisi saham biasa baru dapat dihitung dengan menggunakan rumus sbb:
Biaya saham biasa baru (cost of new common stock)=
Tingkat pendapatan investasi (rate of return)yang di harapkan dari saham biasa      
1-presentasi biaya emisi dihitung dari harga jual (sebelum dikurangi biaya emisi)


b.      Biaya Penggunaan Modal Secara Keseluruhan (Over-All Cost Of Capital).
Tingkat biaya penggunaan modal yang harus diperhitungkan oleh perusahaan adalah tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena biaya dari masing-masing sumber dana itu berbeda-beda maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu mneghitung “weighted average” dari berbagai sumbe dana tersebut.
Penetapan bobot atau “weight” dapat didasarkan pada:
1.      Jumlah rupiah dari masing-masing komponen struktural modal.
2.      Proporsi modal dalam struktural modal dinyatakan dalam  persentase.
Dengan mengalikan masing-masing komponen modal dengan biaya masing-masing komponennya dapatlah dihitung besarnya biaya modal pertimbang (weighted cost of capital). Adapun istilah-istilah lain yang juga digunakan untuk maksud yang sama adalah: “average cost of capital, over-all cost of capital,combined cost of capital, joint cost of capital”.


Biaya penggunaan dana yang berasal dari depresasi.
Besarnya biaya penggunaan dana yang berasal dari depresiasi (cost of depreciation) adalah sama besarnya dengan biaya modal rata-rata sebelum menggunakan dana yang berasal dari emisi saham baru.


c.       Fungsi  “Cost Of Capital” Dalam Penggunaan Berbagai Metode Pemilihan Investasi.
Pengertian “cost of capital” disini dimaksudkan sebagai biaya penggunaan modal yang menyeluruh (over-all cost of capital) atau “weighted cost of capital”.kalau kita menggunakan “net present value” atau “profitability index” sebagai cara untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul investasi, maka “cost of capital” berfungsi sebagai “discount rate” yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.
Apabila nilai sekarang dari proceeds atas dasar discount rate tersebut (yaitu sebesar cos of capital) lebih besar dari nilai sekarang dari pengeluaran investasinya sehingga nilai sekarang neto atau net present value-nya positif,maka usul investasi tersebut dapat diterima. Apabila ada perubahan biaya dari salah satu atau beberapa sumber dana,atau perubahan komposisi modalnya, maka “cost of capital”nya pun aan berubah, sehingga hasil perhitungan NPV atau probabiliy index-nya pun akan berubah.
Apabila kita menggunakan metode “internal rate of return”, maka fungsi cost of capital (c.o.c) adalah sebagai “hurdle rate” atau “cut-off rate” (tingkat pembatas atau pemotong)dalam hal kita mengadakan evaluasi terhadap usul-usul proyek investasi.
Apabila “rate of return” dari usul suatu proyek investasi lebih besar daripada C.O.C.nya maka usul proyek investasi tersebut lebih kecil dari c.o.c.nya maka usul proyek investasi tersebut harus ditolak. Kalau ada beberapa usul investasi mana yang mempunyai rate of return  yang lebih besar dari c.o.c. tersebut, dan itulah usul-usul investasi yang dapat diterima.
KELAS D
TUGAS RESUME
“COST OF CAPITAL”
unira.jpg
KELOMPOK V

OLEH:
DWI ARIE SOFYANA HENDRI YANTI (10.61201.1585)
SHELLITA PRIHASTIKA (10.61201.1752)
NUR HASAN (11.61201.1851)

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MADURA
READ MORE >>

Selasa, 11 Desember 2012

A.Pendahuluan

Latar belakang
Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih memilih untuk memesan makanan daripada membuatnya sendiri dengan alasan pertimbangan waktu dan tenaga walaupun memang sedikit mahal. Dari pemikiran inilah kami mempunyai ide untuk membuat bisnis katering makanan.
Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui adalah peluang pasar dan bagaimanan menggaet order.. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita masuki dalam bisnis kita dan bagaimana cara memperoleh order tersebut. Yang kedua adalah kita harus mampu menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing kita dan sejauh mana kemampuan kita untuk bersaing dengan mereka baik dari sisi harga, pelayanan maupun kualitas. Yang ketiga adalah persiapkan mental dan keberanian memulai. Singkirkan hambatan psikologis rasa malu, takut gagal dan perang batin antara berkeinginan dan keraguan. Jangan lupa harus siap menghadapi resiko, dimana resiko bisnis adalah untung atau rugi. Semakin besar untungnya maka resikonya pun semakin besar. Yang terpenting adalah berani mencoba dan memulai. Lebih baik mencoba tetapi gagal daripada gagal mencoba.
A. Aspek manajemen
Bisnis ini dimiliki bersama dengan sistem bagi modal
Bisnis ini dikelola secara bersama-sama dan tiap orang mempunyai tugas masing-masing, misalkan dari 5 orang
3 orang bertugas membuat masakan dan penyajiannya
2 orang bertugas mencari bahan masakan, mengantar pesanan dan melakukan perekrutan tenaga kerja apabila membutuhkan.



B. Aspek Pemasaran
a) Target Pasar
yang merupakan kunci penting untuk diperhatikan. Sudah menjadi kelaziman bahwa usaha katering bekerja berdasarkan pesanan. Kegiatan produksi dimulai apabila telah pesanan telah diterima. Maka, tanpa pesanan, kegiatan produksi perusahaan katering tidak bekerja. Yang bekerja sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah pemasaran, keuangan dan administrasi.
Target pasar adalah seluruh kalangan masyarakat yang ingin berefisien waktu dan tenaga.
Pesaing kita dari perusahaan katering lainnya
b) Konsep pemasaran
terdiri dari 4 elemen (Price+Place+Promotion). UNTUK PRODUK, Anda mesti mensurvai para pesaing-pesaing Anda. Misalnya saja, menentukan apa, 10 menu terpopuler untuk katering di tempat anda. Nah, khusus, ke 10 menu itu, Anda mutlak menguasainya. Langkah berikutnya, bertanya kepada diri kita sendiri untuk maju selangkah lebih maju. Misalnya, dengan melakukan inovasi. Mampukah kita menciptakan hal-hal yang baru dengan 10 menu populer itu. Contoh, bagaimana caranya membuat nasi goreng kita beda dan terlihat lebih unik serta kalau bisa catering murah.
c) Produk dan penetapan Harga
Untuk menetapkan harga kita perlu melakukan riset dan membandingkannya dengan strategi harga Anda. Tidak jarang harga kita terlalu mahal karena sistem produksi yang salah dan tidak efektif. Anda perlu misalnya mencari suplier yang mampu mensuplai bahan baku dengan harga yang benar-benar murah, sehingga bisa menghasilkan katering murah. Atau Anda menggunakan kompor yang boros. Bahkan bisa saja komponenen menu Anda yang salah. Di sini Anda perlu melakukan percobaan berkali-kali sampai menemukan formula yang pas dan bisa bersaing dengan catering murah lainnya.
C0NTOH DAFTAR MENU NASI KOTAK
NASI KUNING
Nasi kuning
Mie
Kering tempe
Ayam goreng
Perkedel
Krupuk udang
Rp. 7.500,-
NASI PUTIH/URAP
Nasi Putih
Urap – urap
Trancaman
Ayam bumbu rujak
Rempeyek
Rp. 7.500,-
Dan lain-lain tergantung makanan yang dipesan
Berbagai masakan yang disesuaikan dengan pesanan
d) Distribusi dan Promosi
Bisnis katering adalah bisnis kepercayaan dan “rasa”. Untuk membuka pasar kita bisa memulai dari acara-acara hajatan keluarga sendiri yang kita kelola sendiri kateringnya dan di setiap meja penyajian kita tempelkan nama katering kita sebagai tanda pengenal dan promosi. Akan lebih baik jika kita sudah menyediakan brosur dan kartu nama. Jika kita bisa mengelola pelayanan katering di hajatan keluarga dengan baik maka semua kenalan dan relasi akan mengetahui kemampuan kita. Untuk mengetahui kualitas dan nikmatnya masakan kita bisa memulai dengan memasak dan menyajikan berbagai menu dalam setiap acara arisan keluarga, RT atau perkumpulan yang kita ikuti dan dengarkan dna minta komentar tamu kita. Dari sini kepercayaan kepada anda akan muncul dan akan tersebar dari mulut ke mulut ini terkadang lebih efektif dibandingkan kita menyebar brosur dan beriklan tanpa pernah kita menunjukkan kemampuan kita di sebuah acara. Dalam bisnis yang utama dalah kesinambungan order maka untuk memperoleh order konsep pemasaran yang lebih komprehensif perlu difikirkan. Penawaran door to door di instansi-instansi pemerintah juga bisa dilakukan. Di awal Anda membuka usaha, buatlah promosi. Salah satu caranya adalah dengan menawarkan harga miring untuk setiap pemesanan dan Jangan pelit/segan memberikan sample masakan/mengundang makan orang-orang yang memiliki kuasa untuk mengambil keputusan di sebuah perusahaan/intansi..

C. Aspek Operasional
Masalah-masalah teknis yang menyangkut seluk beluk pekerjaan perlu dipersiapkan rapi. Mulai menghitung kemampuan diri, keterampilan yang dimiliki yang menyangkut bidang pekerjaan itu. Misalnya untuk usaha katering, paling tidak yang dibutuhkan adalah mengerti tentang masakan--syukur-syukur bila Anda pandai memasak, dan lebih baik lagi bila Anda adalah seorang ahli memasak. Untuk menjadi pengusaha katering tidak harus menjadi ahli masak dulu, tapi yang terpenting adalah mampu mengelola usaha itu, sementara untuk tenaga ahli yang bisa memasak, Anda bisa melakukan prekrutan.
Telah di jabarkan di atas bahwa katering ini dikelola bersama-sama dan tiap orang punya tugas masing-masing
Cara penjaminan mutu dengan cara kita hanya akan berproduksi setelah mendapatkan pesanan jadi masakan dijamin masih segar.
Lokasi bisnis ini di jalankan ditempat keramaian. Misalnya di kantor-kantor, dekat dengan lembaga pendidikan dan mudah dijangkau semua orang.

D. Kiat-Kiat Pengelolaan Usaha Katering
Apa yang menjadi kunci sukses bisnis katering ini?
Punya Visi
Sederhana sebenarnya. Setiap orang yang ingin menjadi pengusaha apa pun jenisnya, perlu memiliki visi. Tidak usah muluk-muluk. Tapi mutlak ada. Ingatlah, bisnis itu mirip dengan bayi. Sekali saja ia dilahirkan maka tanggung jawab kitalah untuk mendidik dan membesarkannya hingga dewasa. Tidak bisa asal saja. Dan kalau sudah tidak suka dan banyak problem lalu main ditinggal saja. Bayi perlu persiapan yang banyak. Harus ada cinta dan kasih misalnya. Bisnis juga demikian. Itu sebabnya bisnis yang langgeng seringkali datang dari hobi kita sehari-hari. Karena hobi, dan sesuatu yang kita sukai, semangat dan minat kita akan selalu besar. Ini faktor yang penting sekali.
Rencana Matang
Rencana usaha diperlukan untuk perlindungan bisnis kita. Kita perlu memiliki wawasan yang luas, dan tiap masalah minimal telah kita periksa. Misalnya dalam paket catering pernikahan atau katering ulang tahun masalahnya apa saja. Mulai dari masalah produksi, staf, produknya (menu), pemasaran, logistik ,dan promosi, semuanya harus masuk "check-list". Hal ini untuk menghindarkan situasi yang "chaos"(tumpang-tindih, RED), dan manajemen tambal sulam di masa mendatang. Anda tidak perlu membuat rencana kerja setebal 100 halaman misalnya, tapi cukup 2 halaman saja. Namun segala aspek dari bisnis katering telah Anda pikirkan.
E. Aspek Keuangan
Pada aspek keuangan ini, bisnis kami mendapat modal dari bagi modal yang terdiri dari 5 orang, per orangnya mengeluarkan modal Rp 1.000.000,00. Jadi Modal awal kita sebesar Rp 5.000.000,00. Berikut ini kita tampilkan proyeksi keuangan kita dalam 1 bulan.
Proyeksi Keuangan 1 bulan

1. Kas Rp 5.000.000,00
Modal Rp 5.000.000,00
(Setoran untuk modal awal)
2. Perlengkapan Rp 1.000.000,00
Kas Rp 1.000.000,00
(Pembelian Perlengkapan)
3. Peralatan Rp 500.000,00
Kas Rp 500.000,00
(Pembelian Peralatan)
Proyeksi Penjualan dalam 1 bulan

Minimal mendapat 4 kali pesanan
2 x Partai Besar (Minimal 200 Porsi @ Rp 7.500,00)
2 x (200 Porsi x Rp 7.500,00) = Rp 3.000.000,00
2 x Partai Kecil (Minimal 50 Porsi @ Rp 8.000,00)
2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) = Rp 800.000,00 +
Perkiraan Pendapatan minimal 1 bulan Rp 3.800.000,00


Jurnal Transaksi dalam 1 bulan

1. Biaya Angkut (4 @ Rp 50.000,00) Rp 200.000,00
Kas Rp 200.000,00
2. Biaya Tenaga Kerja (5 orang @ Rp 50.000,00 x 4 Pesanan)
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.000.000,00
Kas Rp 1.000.000 ,00
3. Biaya Bahan Baku(@ Rp 4.000,00).
Rp 4.000,00 x 500 Porsi = Rp 2.000.000,00
Biaya Bahan Baku Rp 2.000.000,00
Kas Rp 2.000.000,00

Laporan Laba /Rugi dalam 1 Bulan

Pendapatan
Porsi Besar 2 x(200 Porsi x Rp 7.500,00) =Rp 3.000.000,00
Porsi Kecil 2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) =Rp 800.000,00 +
Rp 3.800.000,00
Biaya-biaya
Biaya Angkut Rp 200.000,00
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.000.000,00
Biaya Bahan Baku Rp 2.000.000,00 +
Rp 3.200.000,00 +
Laba Rp 600.000,00
READ MORE >>