Selasa, 09 April 2013

seperti inikah dunia?
begitu kejam merampas semua cinta yang q miliki
sayang mengapa kita terpisah begini
sanggupkah aku tanpamu disisi
sedang semua yang aku rasakan dulu tiadalah guna tanpa hadirmu

Tuhan
jadikanlah semua ini sebagai bahan pembelajaran untukku agar bisa menjadi jauh lebih lagi

sayang
maafkanlah aku jika aq selalu membuatmu terluka
maaf jika cintamu tak terbalaskan olehku
bukan berarti aq tak mencintaimu
namun ternyata aku tak bisa lari dari kenyataan
semoga kita bisa bahagia dengan tanpa bersatunya kita.....
READ MORE >>

Senin, 01 April 2013

tugas kuliah


“COST OF CAPITAL”
BIAYA PENGGUNAAN MODAL.
Modal adalah dana yang digunakan untuk membayai aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan. Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
1.      Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan.
2.      Keputusan penggagaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal.
3.      Keputusam-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal.
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat resiko tertentu.
Dalam konteks manajemen keuangan, "biaya modal" merujuk pada remunerasi yang dibutuhkan oleh investor atau pemberi pinjaman untuk mendorong mereka untuk menyediakan dana untuk bisnis yang sedang berlangsung. Jika tujuan perusahaan adalah untuk tetap menguntungkan dan meningkatkan nilai bagi para pemegang sahamnya, setiap penggunaan modal harus kembali setidaknya biaya modal, dan optimal, jumlah yang lebih besar dari biaya modal. Biaya rata-rata tertimbang dari Modal (WACC) sering digunakan sebagai patokan, atau "hurdle rate" ketika mengevaluasi proyek-proyek baru dan bisnis yang akan memerlukan penggunaan sumber daya yang langka pendanaan.
Komputasi biaya modal perusahaan tidak sesederhana menggunakan, misalnya, tingkat bunga yang dibebankan pada pembiayaan bank. Biaya sebenarnya modal harus ditentukan mempertimbangkan ekonomi, pasar, dan masalah pajak. Kadang-kadang hubungan investor dan persepsi pasar berperan dalam menentukan struktur modal perusahaan juga.
Sebagian besar perusahaan tidak hanya bergantung pada satu jenis pembiayaan, tetapi berusaha untuk mempertahankan struktur modal dapat diterima menggunakan campuran dari berbagai unsur. Sumber-sumber pembiayaan termasuk utang jangka panjang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan. Dalam diskusi ini kita akan membahas empat jenis modal, biaya relatif mereka, dan metode-metode mana Biaya rata-rata tertimbang dari Modal berasal untuk penggunaan praktis.
Biaya penggunaan modal yang yang explicit dari suatu sumber dana adalah sama dengan “discount rate” yang dapat menjadikan nilai sekarang (present value) dari dana netto yang diterima perusahaan dari suatu sumber dana yang sama dengan nilai yang sama dengan nilai sekarang dari semua dana yang harus dibayarkan karena penggunaan dana tersebut beserta pelunasannya. Pembayaran atau “out flows” itu ialah dalam bentuknya pembayaran bunga, pembayaran utang pokok atau “principal”, atau deviden.
Perhitungan biaya penggunaan modal dapat didasarkan atas perhitungan sebelum pajak (before-tax) atau perhitungan sesudah pajak (after-tax). Pada umumnya digunakan perhitungan atas dasar sesudah pajak (after tax basis). Biaya modal rata-rata (average cost of capital) biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul investasi, yitu dengan membandingkan “rate of return” dari usul investasi tersebut dengan “cost of capital” nya. Oleh karena perhitungan “rate of return” didasarkan atas dasar sesudah pajak, maka sewajarnya kalau pembandingnya juga diperhitungkan atas dasar sesudah pajak. Dalam perhitungan “cost of capital” selanjutnya akan didasarkan atas perhitungan ssudah pajak (after – tax basis).
a.      Biaya Penggunaan Dana Dari Berbagai Sumber Dana Secara Individual.
1.      Biaya Penggunaan Dana Yang Berasal Dari Utang Jangka Pendek.
Pada dasarnya utang jangka pendek terdiri dari utang perniagaan (trade accounts payable), utang wesel dan kredit jangka pendek dari Bank. Biaya kredit perniagaan (trade credit) adalah explicit. Kalau kita gagal membayar tepat pada waktunya, kita akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan “cash discaunt”. Kalau suatu perusahaan biasanya kehilangan suatu kesempatan mendapatkan “cash discount” selama setahun, biaya “explicit”nya dari kredit perniagaan tersebut dapat dihitung membandingkan cash discount yang ilang deengan jumlah rata-rata utang perniagaan selama setahun.
Contoh:
Misalkan cash discount yang hilang selama setahun sebesar Rp5.000.000,00 dan utang perniagaan rata-rata sebesar Rp50.000,00 maka biaya kredit perniagaan yang explisit sebelum pajak adalah sebesar
 5.000   =10%
50.000

biaya ini adalah “tax-deductible expense”, karena bunga modal diperhitungkan dari jumlah keuntungan sebelum terkena beban pajak, sehingga dengan adanya beban bunga,maka beban keuntungan yang terkana pajak menjadi lebih kecil.
Biaya ini penggunaan utang sesudah pajak (after-tax cost of debt) dapat dihitung dengan cara sbb:
Biaya utang sesudah pajak = biaya utang sebelum pajak x (1,0 – tingkat pajak).
Misalkan tingkat pajak penghasilan (tax rate) 40%, maka biaya utang sesudah pajaknya dapat dihitung sbb:
Biaya sesudah pajak = (0,10) x (1,0 – 0,4) = (0,10) (0,60) = 6%
Perusahaan yang dikelola dengan baik pada umumnya selalu membayar kredit perniagaan dalam periode “discount” sehingga mereka dapat memperoleh keuntungan dari adanya “cash discount” tersebut, yang ini berarti bahwa perusahaan tidak pernah mempunyai beban yang bersifat explicit.
Utang wesel mempunyai bunga yang tetap dan dihitung dari harga nominalnya. Adalah penting disini untuk mengkaitkan bunga yang dibayar dengan jumlah uang yang diterima atau tersedia untuk digunakan (dana yang efektif dapat digunakan).
Untuk kredit jangka pendek biasanya bank langsung memotong bunganya di muka dari jumlah uang yang diberikan sehingga penerima kredit menerima jumlah uang yang lebih kecil dari utang nominalnya.
Contoh:
Misalnya kita mengadakan utang wesel dengan nominal Rp100.000,00 dengan bunga 15%/thn dengan umur satu tahun. Dalam hal ini kita hanya menerima uang sebesar Rp85.000,00 (yaitu Rp100.000,00 minus bunga Rp15.000,00). Dengan demikian tingkat bunga yang sebenarnya sebelum pajak adalah sebesar
Rp15.000,00  = 17,65%
85.000,00
Kalau tngkat pajak 40%,maka biaya pajaknya adalah
17,65%(1,0-0,4)=17,65%(0.65)=10,50%
Prinsip ini juga diterapkan dalam menghitung biaya penggunaan utang dari kredit jangka pendek yang diberikan oleh bank.
2.      Biaya Penggunaan Modal Yang Berasal Dari Utang Jangka Panjang.
Dalam perhitungan biaya penggunaan utang jangka panjang dan umumnya adalah dalam bentuknya obligasi kitapun harus mengkaitkan jumlah dana netto yang diterima dengan pengeluaran-pengeluaran kas karena penggunaan dana tersebut. Pada dasarnya biaya penggunaan utang jangka panjang atau biaya penggunaan dana yang berasal dari obligasi (cost of bonds) dapat dihitung dengan menggunakan cara seperti perhitungan tingkat pendapatan investasi dalam obligasi  yang dengan “shortcut” atau dengan menggunakan tabel present value.
3.      Biaya Penggunaan Modal Yang Berasal Dari Saham Preferen.
Saham preferen mempunyai sifat campuran antara utang dan saham biasa. Mempunyai sifat sebagai utang, karena saham preferen mengandung kewajiban yang tetap untuk mengadakan pembayaran secara periodik,dan dalam likuidasi perusahaan pemegang saham preferen mempunyai hak didahulukan sebelum pemegang saham biasa. Tidak seperti utang karena kegagalan untuk membayar deviden saham pereferen tidak melibatkan pembubaran perusahaan. Saham preferen mengandung resiko yang lebih besar dari pada saham biasa, tetapi lebih kecil dibandingkan dengan utang. Biaya penggunaan dana yang berasal dari penjualan saham preferen atau disingkat biaya saham preferen (cost of preferred stock) dapat dihitung dengan membagi deviden per lembar saham preferen (Dp) dengan harga neto (net price) yang diperoleh dari penjualan selembar saham preferen baru (pn). Deviden saham preferen dibebankan dari keuntungan sesudah pajak. Lain halnya dengan bunga pinjaman, atau dengan kata lain diambilkan dari keuntungan sebelum pajak, sehingga perlu diadakan penyesuaian pajak (tax-adjustment) untuk menentukan biaya utang sesudah pajak (after tax-cost of debt).


4.      Biaya Penggunaan Modal Yang Berasal Dari Laba Ditahan (Cost Of Retained Earning).
Apabila kita akan menggunakan dana yang berasal dari laba yang ditahan (retained earning), kita harus menyadari bahwa penggunaan dana tersebutpun ada biayanya. Sumber dana ini seperti sumber-sumber dana lainnyapun harus diperhitungkan biayanya. Seandainya sumber ini memang tanpa biaya lebih baik keuntungan tersebut dikembalikan kepada pemiliknya, yaitu pemilik modal sendiri, sehingga mereka memiliki kesempatan untuk menggunakannya pada kesempatan investasi lainnya, dan dari investasi tersebut dapat diperoleh tambahan keuntungan.
Besarnya biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan (cost of retained earning) adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (rate of return) dalam saham yang diharapkan diterima oleh para investor, atau dengan kata lain biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan dana yang berasal dari saham biasa.
5.      Biaya Penggunaan Modal Yang Berasal Dari Emisi Saham Biasa Baru.
Biaya penggunaan dana yang berasal dari emisi saham biasa baru atau disingkat “biaya saham biasa baru” (cost of new common stock) adalah lebih tinggi daripada biaya penggunaan dana yang berasal dari laba yang ditahan (cost of retained earning) karena dalam emisi saham baru dibebani biaya emisi (flotation/floating cost)


Biaya penggunaan dana yang berasal dari emisi saham biasa baru dapat dihitung dengan menggunakan rumus sbb:
Biaya saham biasa baru (cost of new common stock)=
Tingkat pendapatan investasi (rate of return)yang di harapkan dari saham biasa      
1-presentasi biaya emisi dihitung dari harga jual (sebelum dikurangi biaya emisi)


b.      Biaya Penggunaan Modal Secara Keseluruhan (Over-All Cost Of Capital).
Tingkat biaya penggunaan modal yang harus diperhitungkan oleh perusahaan adalah tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena biaya dari masing-masing sumber dana itu berbeda-beda maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu mneghitung “weighted average” dari berbagai sumbe dana tersebut.
Penetapan bobot atau “weight” dapat didasarkan pada:
1.      Jumlah rupiah dari masing-masing komponen struktural modal.
2.      Proporsi modal dalam struktural modal dinyatakan dalam  persentase.
Dengan mengalikan masing-masing komponen modal dengan biaya masing-masing komponennya dapatlah dihitung besarnya biaya modal pertimbang (weighted cost of capital). Adapun istilah-istilah lain yang juga digunakan untuk maksud yang sama adalah: “average cost of capital, over-all cost of capital,combined cost of capital, joint cost of capital”.


Biaya penggunaan dana yang berasal dari depresasi.
Besarnya biaya penggunaan dana yang berasal dari depresiasi (cost of depreciation) adalah sama besarnya dengan biaya modal rata-rata sebelum menggunakan dana yang berasal dari emisi saham baru.


c.       Fungsi  “Cost Of Capital” Dalam Penggunaan Berbagai Metode Pemilihan Investasi.
Pengertian “cost of capital” disini dimaksudkan sebagai biaya penggunaan modal yang menyeluruh (over-all cost of capital) atau “weighted cost of capital”.kalau kita menggunakan “net present value” atau “profitability index” sebagai cara untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul investasi, maka “cost of capital” berfungsi sebagai “discount rate” yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.
Apabila nilai sekarang dari proceeds atas dasar discount rate tersebut (yaitu sebesar cos of capital) lebih besar dari nilai sekarang dari pengeluaran investasinya sehingga nilai sekarang neto atau net present value-nya positif,maka usul investasi tersebut dapat diterima. Apabila ada perubahan biaya dari salah satu atau beberapa sumber dana,atau perubahan komposisi modalnya, maka “cost of capital”nya pun aan berubah, sehingga hasil perhitungan NPV atau probabiliy index-nya pun akan berubah.
Apabila kita menggunakan metode “internal rate of return”, maka fungsi cost of capital (c.o.c) adalah sebagai “hurdle rate” atau “cut-off rate” (tingkat pembatas atau pemotong)dalam hal kita mengadakan evaluasi terhadap usul-usul proyek investasi.
Apabila “rate of return” dari usul suatu proyek investasi lebih besar daripada C.O.C.nya maka usul proyek investasi tersebut lebih kecil dari c.o.c.nya maka usul proyek investasi tersebut harus ditolak. Kalau ada beberapa usul investasi mana yang mempunyai rate of return  yang lebih besar dari c.o.c. tersebut, dan itulah usul-usul investasi yang dapat diterima.
KELAS D
TUGAS RESUME
“COST OF CAPITAL”
unira.jpg
KELOMPOK V

OLEH:
DWI ARIE SOFYANA HENDRI YANTI (10.61201.1585)
SHELLITA PRIHASTIKA (10.61201.1752)
NUR HASAN (11.61201.1851)

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MADURA
READ MORE >>