BAB I
PENDAHULUAN.
1.1 LATAR BELAKANG.
Pada
berbagai bidang khususnya berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama
disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Semua tindakan yang diambil dalam setiap
kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota
perusahaan. Perusahaan membutuhkan adanya faktor sumberdaya manusia yang
berpotensial, baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang
merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan. Agar akivitas manajemen
berjalan dengan baik, perusahaan harus mempunyai pemimpin yang berpengetahuan
dan berketrampilan tinggi serta usaha untuk mengelola perusahaan seoptimal
mungkin agar kinerja karyawan meningkat. Hal ini tentunya akan menjadikan nama
perusahaan semakin baik. Meningkatnya kinerja karyawan tentunya dipengaruhi
oleh baik dan tidaknya faktor perilaku kepemimpinan oleh pemimpin pada
perusahaan tersebut. Faktor perilaku kepemimpinan yang baik akan membawa
kepuasan kerja karyawan yang baik pula dalam peerusahaan.
Menurut
George R. Terry (yang dikutip dari Sunarto,1998:17) kepemimpinan adalah
hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain
untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang di
inginkan. Sedangkan menurut John W.Gardner (1990) kepemimpinan sebagai proses
pemujudan dimana individu-individu merangsang kumpulannya meneruskan objektif
yang ditetapkan oleh pemimpindan dilakukan bersama oleh pemimpin dan
pengikutnya.
Menurut
Hasibuan (2007) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja (job statisfaction) karyawan harus
diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan dan
kedisiplinan karyawan meningkat. Sikap ini di cerminkan oleh moral kerja,
kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan,
luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan kerja dalam
pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan
memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan suasana
lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang menginginkan kepuasan kerja dalam
pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya dari pada balas jasa,walaupun
balas jasa itu penting.
PT.GUDANG
GARAM Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi rokok.
Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berawal dari comanditaire
vennootschape (CV) yang berdiri tahun 1983 yang kemudian dijadikan perseroan
terbatas (PT) pada tahun 2004. Penelitian ini memfokuskan pada karyawan
PT.GUDANG GARAM Tbk yang berlokasi di PAMEKASAN MADURA karena disini pusat
kegiatan manajerial dilakukan. Kepuasan kerja yang tinggi sangatlah diharapkan
oleh perusahaan tersebut. Semakin banyaknya karyawan yang mempunyai tingkat
kepuasan kerja yang tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan
akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global.
Karyawan dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara
efektif dan efisien. Keberhasilan karyawan dapat diukur melalui kepuasan
konsumen, berkurangnya jumlah keluhan dan tercapainya target yang optimal.
Kepuasan kerja karyawan PT.GUDANG GARAM Tbk juga dapat diukur melalui
penyelesaian tugasnya secara efektif dan efisien serta melakukan peran dan
fungsinya dan itu semua berhubungan positif bagi keberhasilan suatu perusahaan.
Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kepuasan kerja karyawan,
diantaranya adalah perilaku kepemimpinan yang terlalu mengekang para karyawan untuk
segara menyelsaikan pekerjaannya, kurang tegasnya kepemimpinan sehingga membuat
karyawan menjadi terlalu santai dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang
mentaati peraturan, pengaruh yang berasal dari lingkungannya, teman sekerja
yang juga menurun semangatnya dan juga tidak adanya contoh yang harus dijadikan
acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan sebab
menurunnya kepuasan kerja karyawan dalam perusahaan. Faktor-faktor yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kepuasan kerja diantaranya adalah perilaku
kepemimpinan dan motivasi yang baik dalam perusahaan.
1.2 RUMUSAN MASALAH.
Manusia merupakan sumber daya yang paling menentukan
dalam mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Permasalahan dari perusahaan
ini adalah tinggi rendahnya kepuasan kerja karyawan, untuk suatu upaya yang
dapat meningkatkan kinerja karyawan, dengan permasalahan tersebut diduga faktor
perilaku kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan
permasalahan tersebut maka dirumuskan suatu pertanyaan penelitian
Adakah
pengaruh antara perilaku kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan?
1.3 BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengacu
hanya kepada perilaku kepemimpinan dari pemimpin utama perusahaan PT GUDANG
GARANG Tbk cabang pamekasan. Yang nantinya akan di analisa oleh peneliti
melalui karyawan dari PT GUDANG GARAM Tbk itu sendiri.
1.4 KERANGKA PEMIKIRAN
PERILAKU KEPEMIMPINAN
X
1. INTEGRITAS
2. ULET
3. OPTIMISME
4. BERANI MENGHADAPI RESIKO
5. MENYUKAI PERUBAHAN
6. JUJUR,DLL.
|
R
|
Keterangan:
R = hubungan secara simultan, (secara
keseluruhan)
X =
variabel bebas
Y =
variabel terikat
Faktor-faktor
yang secara langsung mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah perilaku
kepemimpinan.
1.5 Tujuan dan Kegunaan.
1. 5.1
Tujuan.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang
ada, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan: Mengetahui pengaruh perilaku kepemimpinan
terhadap kepuasan kerja karyawan.
1. 5.2
Kegunaan.
Adapun
kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut;
a.
Bagi PT. Gudang Garam Tbk.
Sebagai
bahan informasi dan masukan kepada pihak PT.Gudang Garam Tbk untuk dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kepuasan kerja karyawan PT.
Gudang Garam Tbk.
b.
Bagi fakultas.
Memberikan
kontribusi akademis kepada berbagai pihak yang berminat dalam
melakukanpenelitian khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pegawai
(SDM) dalam meningkatkan kepuasan kerjanya.
c.
Bagi peneliti
Untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dan menambah pengetahuan
tentang masalah-masalah yang terjadi terutama yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
BAB
II
LANDASAN
TEORI.
2.1 KEPUASAN
KERJA KARYAWAN.
Robbins and
Judge (2009) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan positif tentang
pekerjaan. Sebagai hasil evaluasi karakter pekerjaan tersebut. Senada dengan
itu Noe,et,all (2006) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan yang
menyenangkan hasil dari persepsi bahwa pekerjaannya memenuhi nilai-nilai
pekerjaan yang penting. Definisi ini memberikan arti bahwa kepuasan kerja bukan
suatu konsep tunggal. Lebih dari itu seseorang dapat secara relative dipuaskan
dengan satu aspek pekerjaannya dan dibuat tidak puas dengan satu atau berbagai
aspek.
2.1.1 Respon Terhadap Ketidakpuasan Karyawan.
Dalam suatu organisasi ketidakpuasan kerja dapat
ditunjukkan melalui berbagai cara. Robbins and Judge (2009) menerangkan ada 4
respon yang berbeda satu sama lain dalam 2 dimensi yaitu konstruktif/destruktif
dan aktif/pasif, dengan penjelasan sebagai berikut
1.
exit, ketidakpuasan
ditunjukkan melalui perilaku diarahkan pada meninggalkan organisasi, termasuk
mencari posisi baru atau mengundurkan diri.
2.
Voice,
ketidakpuasan ditunjukkan melalui usaha secara aktif dan konstruktif untuk
memperbaiki keadaan, termasuk menyarankan perbaikan mendiskusikan masalah
dengan atasan, dan berbagai bentuk aktivitas perserikatan.
3.
Loyalty,
ketidakpuasan ditunjukkan secara pasif, tetapi optimistik dengan menunggu
kondisi untuk memperbaiki, termasuk dengan berbicara bagi organisasi dihadapan
kritik eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemen melakukan hal yang
benar.
4.
Neglect,
ketidakpuasan ditunjukkan melalui tindakan secara pasif membiarkan kondisi
semakin buruk, termasuk kemangkiran atau keterlambatan secara kronis, mengurangi
usaha,dan meningkatkan tingkat kesalahan.
2.1.2
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja.
Menurut Hasibuan
(2007) kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1.
Balas jasa
yang adil dan layak.
2.
Penempatan
yang tepat sesuai dengan keahlian.
3.
Berat
ringannya pekerjaan.
4.
Suasana dan
lingkungan pekerjaan.
5.
Peralatan yang
menunjang pelaksanaan pekerjaan.
6.
Sikap pimpinan
dalam kepemimpinannya.
7.
Sifat
pekerjaan monoton atau tidak.
Kepuasan kerja karyawan banyak dipengaruhi oleh
sikap pemimpin dalam kepemimpinan. Kepemimpinan partisipasi memberikan kepuasan
kerja bagi karyawan, karena karyawan ikut aktif dalam memberikan pendapatnya
untuk melaksanakan kebijaksanaan perusahaan. Kepemimpinan otoriter
mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan merupakan
kunci pendorong moral kerja, kedisiplinan dan prestasi karyawan dalam mendukung
terwujudnya tujuan perusahaan.
2.1.3
Lima Komponen
Kepuasan Kerja:
1.
Sikap terhadap
kelompok kerja.
2.
Kondisi umum
pekerjaan.
3.
Sikap terhadap
perusahaan.
4.
Keuntungan
secara ekonomi.
5.
Sikap terhadap
manajemen.
Komponen lain mencakup kondisi pikiran karyawan
tentang pekerjaan itu sendiri dan kehidupan secara umum. Sikap seseorang
karyawan terhadap pekerjaan mungkin positif atau negatif. Kesehatan, usia,
tingkat aspirasi, status sosial, kegiatan sosial, dan politik dapat
mempengaruhi kepuasan kerja.
Menurut kreitner dan knicki(2005) terdapat lima
faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya kepuasan yaitu:
1.) Need fulfillment (pemenuhan kebutuhan),model ini
menunjukkan bahwa kepuasan ditentukan tingkatan karakteristik pekerjaan yang
memungkinkan kesempatan pada individu untuk memenuhi kebutuhannya.
2.) Discrepancies (perbedaan), model ini menyatakan
bahwa kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan
mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan yang diperoleh individu
dari pekerjaan. Apabila harapan lebih besar dari apa yang diterima,orang akan
tidak puas. Sebaliknya,diperkirakan individu akan puas apabila mereka menerima
manfaat diatas harapan.
3.) Value attainment (pencapaian nilai), gagasan value
attainment adalah bahwa kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan
memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang penting.
4.) Equity (keadilan), dalam model ini dimaksudkan bahwa
kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan ditempat
kerja. Kepuasan merupakan hasil dari persepsi orang bahwa perbandingannya
antara hasil kerja dan inputnya relatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan
perbandingan antara keluaran dan masukan pekerjaan lainnya.
5.) Dispositional/genetic components (komponen genetik),
beberapa rekan kerja atau teman tampak puas dengan hasil variasi lingkungan
kerja, sedangkan lainnya kelihatan tidak puas. Model ini didasarkan pada
keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan
faktor genetik. Model menyiratkan perbedaan individu hanya mempunya arti
penting untuk menjelaskan kepuasan seperti halnya karakteristik lingkungan
pekerjaan.
2.2
KEPEMIMPINAN.
Menurut
George R. Terry (yang dikutip dari Sunarto,1998:17) kepemimpinan adalah
hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain
untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang di
inginkan. Sedangkan menurut John W.Gardner (1990) kepemimpinan sebagai proses
pemujudan dimana individu-individu merangsang kumpulannya meneruskan objektif
yang ditetapkan oleh pemimpindan dilakukan bersama oleh pemimpin dan
pengikutnya.
Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin atau pengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan
adalah “melakukannya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagang pada seorang
seniman ahli, pengrajin atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan
sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran/insruksi.
Kebanyakan
orang masih cenderung menyatakan bahwa pemimpin yang efektif mempunyai sifat
atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan
kedepan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang apabila kita berpikir tentang
pemimpin yang heroik seperti napoleon,Washington, Lincoln, Churcill, sukarno,
jenderal sudirman dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti
itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan
yang mereka inginkan.
2.2.1
sifat-sifat kepemimpinan.
7 Sifat Penting Yang
Harus dimiliki sebagai Seorang Pemimpin yaitu:
1.
Sifat rendah hati.
Pada hakikatnya kedudukan pemimpin itu tidak berbeda
dengan kedudukan yang dipimpin. Ia bukan orang yang harus terus di istimewakan.
Ia hanya sekedar orang yang harus didahulukan selangkah dari yang lainnya
karena ia mendapatkan kepercayaan dalam memimpin dan mengemban amanat. Ia
seolah pelayan umat yang diatas pundaknya terletak tanggungjawab besar yang
mesti dipertanggungjawabkan. Kerendahan hati biasanya mencerminkan persahabatan
dan kekeluargaan, sebaliknya ke-egoan mencerminkan sifat takabur dan ingin
menang sendiri.
2.
Sifat terbuka untuk dikritik.
Seorang pemimpin haruslah menanggapi aspirasi-aspirasi
umat dan terbuka untuk menerima kritik-kritik sehat yang membangun dan
konstruktif. Tidak seyogiayanya menganggap kritikan itu sebagai hujatan, dan
menganggap orang yang mengkritik sebagai lawan. Tetapi harus diperlakukan
sebagai “mitra”dengan kebersamaan dalam rangka meluruskan dari kemungkinan
buruk yang selama ini terjadi untuk membangun kepada perbaikan dan kemajuan.
3.
Sifat jujur dan memegang amanah.
Kejujuran yang dimiliki seorang pemimpin merupakan
simpati umat terhadapnya yang dapat membuahkan kepercayaan dari seluruh amanat
yang telah diamanahkan. Pemimpin yang konsisten dengan amanat umat menjadi
kunci dari sebuah kemajuan dan perbaikan
4.
Sifat berlaku adil.
Keadailan adalah konteks real yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin. Keadilan bagi manusia tidak ada yang relatif. Islam
meletakkan soal penegakan keadilan itu sebagai sikap yang esensial. Seorang
pemimpin harus mampu menimbang dan memperlakukan sesuatu dengan seadil-adilnya
bukan sebaliknya berpihak pada seorang saja atau berat sebelah.
5.
Komitmen dalam perjuangan.
Sifat pantang menyerah dan konsisten pada konstitusi
bersama bagi seorang pemimpin adalah penting. Teguh dan terus Istiqamah dalam
menegakkan kebenaran dan keadilan. Pantang tergoda oleh rayuan dan semangat
menjadi orang yang pertama di depan apabila ada yang hendak mengganggu
kelancaran jalannya organisasi.
6.
Bersikap Musyawarah.
Dalam tim ini pemimpin tidak sembarang memutuskan
sebelum adanya musyawarah diantara orang-orang disekelilingnya dan umat. Sebab
dengan keterlibatan umat terhadap pemimpinnya dari sebuah kesepakatan bersama
akan memberikan kepuasan, sehingga apapun yang akan terjadi baik buruknya bisa
ditanggung bersama-sama.
7.
Berbakti dan mengabdi kepada Allah.
Dalam hidup ini segala sesuatunya takkan terlepas dari
pandangan Allah, manusia bisa berusaha semampunya dan sehebat-hebatnya namun
yang menentukannya adalah Allah. Hubungan seorang pemimpin dengan Tuhannya tak
kalah pentingnya yaitu dengan berbakti dan mengabdi kepada Allah. Semua ini
dalam rangka memohon pertolongan dan ridho Allah semata. Dengan senantiasa
berbakti kepada-Nya terutama dalam menegakkan sholat lima waktu contohnya,
seorang pemimpin akan mendapat hidayah untuk menghindari perbuatan-perbuatan
yang keji dan tercela.
2.2.2
Ciri-Ciri Kepemimpinan
Sondang
P. Siagian yang dikutip oleh Sihotang (2007:258), menyebutkan ciri-ciri dan
syarat-syarat kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1.
Pendidikan umum yang luas
Memiliki
pengetahuan yang luas baik yang didapat secara formal maupun nonformal.
2.
Kemampuan analisis
Pimpinan mampu menganalisa dalam menetukan
langkah-langkah dalam pencapaian tujuan.
3.
Keterampilan berkomunikasi
Memilki kemampuan berkomunikasi yang baik
dalam penyampaian perintah kepada para karyawan.
4.
Rasionalitas dan objektivitas
Pimpinan dalam menentukan tujuan haruslah
bersifat rasional dan dalam menilai para bawahannya hendaknya bersifat
objektif.
5.
Programatis
Pimpinan dalam menyusun langkah-langkah
dalam proses pencapaian tujuan harus terprogram, tersusun dan terkonsep.
6.
Kesederhanaan
Pimpinan hendaknya mampu memberikan contoh
dengan kesederhanaan terhadap para karyawan agar tidak terlalu royal.
7.
Keberaniaan mengambil keputusan
Dalam pelaksanaan pengambilan keputusan
pimpinan berani mengambil resiko.
8.
Kemampuan mendengar saran-saran
Pimpinan yang demokratis harus mau
mendengarkan bawahannya agar terhindar dari sifat otoriter.
9.
Adaptabilitas dan fleksibilitas
Seorang pemimpin harus bisa beradapatasi
dengan lingkungannya agar mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
10. Ketegasan
dalam bertindak
Seorang pemimpin dalam pengambilan
keputusan harus bersikap tegas tanpa kompromi agar disegani oleh para
bawahannya.
2.2.3
Perilaku
Pemimpin yang berorientasi pada Tugas :
1)
Mengutamakan tercapainya tujuan
2)
Mementingkan produksi yang tinggi
3)
Lebih banyak memberikan pengarahan
4)
Mengutamakan penyelesaian tugas menurut
jadwal
5)
Melaksanakan tugas melalui prosedur yang
ketat
6)
Melakukan pengawasan yang ketat
7)
Lebih mengutamakan pengarahan diri,
disiplin diri
2.2.4
Perilaku
Pemimpin yang berorientasi pada hubungan :
1)
Memperhatikan kedudukan bawahan
2)
Berusaha menciptakan suasana saling
berusaha
3)
Berusaha menciptakan suasana saling
menghargai
4)
Simpatik terhadap bawahan
5)
Memiliki sifat yang bersahabat
6)
Menumbuhkan peran serta bawahan dalam
membuat keputusan.
6)
2.3 HUBUNGAN
ANTAR VARIABEL.
Hubungan Antara Perilaku Kepemimpinan Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan.
Perilaku kepemimpinan pada dasarnya menekankan untuk
menghargai tujuan individu sehingga nantinya para individu akan memiliki
keyakinan bahwa kinerja aktual akan melampaui harapan kepuasan mereka. Seorang
pemimpin harus menerapkan perilaku kepemimpinan untuk mengelola bawahannya,
karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam
mencapaitujuannya (Waridin dan Bambang Guritno, 2005). Suranta (2002) dan
Tampubolon(2007) menyatakan bahwa faktor kepemimpinan juga berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang erat dan pengaruh antara faktor kepemimpinan dan faktor kepuasan
kerja karyawan. Jadi, hubungan antar variabel perilaku kepemimpinan dengan kepuasan
kerja adalah H1: perilaku kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan
kerja karyawan.
Perilaku pemimpin merupakan salah satu
faktor penting yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
Menurut Miller et al. (1991) menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan mempunyai
hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja para pegawai. Hasil penelitian
Gruenberg (1980) diperoleh bahwa hubungan yang akrab dan saling tolong-menolong
dengan teman sekerja serta penyedia adalah sangat penting dan memiliki hubungan
kuat dengan kepuasan kerja dan tidak ada kaitannya dengan keadaan tempat kerja
serta jenis pekerjaan. Ramlan Ruvendi (2005) dalam penelitiannya yang berjudul
“Imbalan dan Perilaku kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan, Di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor”, menyatakan bahwa
terdapat hubungan positif dan pengaruh signifikan antara variabel perilaku
kepemimpinan dengan kepuasan kerja pegawai Balai Besar Industri Hasil Pertanian
Bogor. Diungkapkan pula bahwa perilaku kepemimpinan yang efektif adalah
kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi (contingency).
Indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja ditunjukkan dengan tingginya
tingkat absensi dan perpindahan pegawai. Hal itu timbul sebagai akibat dari
kepemimpinan yang tidak disenangi.
2.4
HIPOTESIS.
Dr. Sugiyono mengutarakan bahwa hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap persamaan masalah penelitian. Jawaban
masih berdasarkan teori yang relevan, tetapi belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Sutrisno Hadi menambahkan bahwa
penolakan dan penerimaan hipotesis sangat tergantung pada hasil penyelidikan
fakta-fakta yang dikumpulkan.
Untuk kepentingan penelitian ini, sesuai dengan
tujuannya diajukan hipotesis pengarah berikut:
Diduga terdapat pengaruh antara perilaku kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dengan kepuasan
kerja karyawan.
Bab III
METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi Penelitian
Pada
penelitian ini yang dijadikan sebagai lokasi penelitian oleh peneliti adalah PT
GUDANG GARAM Tbk cabang pamekasan yang
beralamatkan jl. Raya sumenep km.47 pamekasan MADURA.
3.2 Jenis
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif (metode survei) dan pendekatan
kualitatif. Metode survei adalah metode yang mengambil contoh data dari satu
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok
(Singarimbun dan Effendi, 1989). Dengan memadukan kedua pendekatan tersebut
diharapkan upaya pemahaman perilaku kepemimpinan dalam pengambilan keputusan,
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap
kepuasan kerja karyawan dapat dilakukan secara lebih baik.
3.3 Penentuan populasi dan sampel.
Pada suatu penelitian pasti akan mengacu pada
data-data yang akan diambil, untuk data yang akan diperoleh bersumber dari
obyek yang secara langsung diteima oleh seorang atau lebih peneliti. Populasi
adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau orang
yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti,
karenanya dipandang sebagai semesta penelitian (Ferdianad, 2006). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di perusahaan PT GUDANG
GARAM Tbk yang berjumlah 51 orang karyawan.
3.4
Sampel
penelitian
Sampel merupakan subset dari populasi, terdiri dari
beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini tidak
digunakan teknik sampling karena sampel yang diteliti adalah keseluruhan dari
populasi yang ada atau disebut dengan sensus. Mengingat jumlah populasi hanya
sebesar 51 karyawan, maka layak untuk diambil keseluruhan untuk dijadikan
sampel tanpa harus mengambil sampel dalam jumlah tertentu. Sehingga sampel dari
penelitian ini adalah seluruh karyawan tiap bagian unit dalam PT GUDANG GARAM
Tbk.
3.5
Jenis
dan sumber data.
Dalam penelitian ini
sumber data yang digunakan adalah :
4.3.1
Jenis
data.
Menurut
husein umar (2000) menjelaskan bahwa “data dalam statistik berdasarkan tingkat
pengukurannya dapat dibedakan dalam empat jenis, yaitu: “ data kualitatif
terdiri dari data nominal dan data ordinal, data kuantitatif terdiri dari
interval dan ratio”.
Berdasarkan
pada penapat di atas, maka jenis data pada penelitian ini termasuk kualitaif
ordinal. Menurut pendapat Husein Umar (1999) “data kualitaif ordinal mempunyai
ciri-ciri posisi data tidak seragam dan tidak bisa dilakukan operasi hitung,
misal tentang sikap seseorang terhadap produk tertentu”.
4.3.2
Sumber
data.
Sumber
data menunjukkan data dari mana data
diperoleh sesuai dengan jenis datanya, maka data penelitian ini bersumber
langsung dari responden atau disebut juga primer yaitu dengan menggunakan
angket yang disebarkan kepada responden.
Dalam
penelitian ini sumber data yang digunakan adalah:
Data
primer merupakan data yang dikumpulkan dari sumber pertama, baik secara
individu ataupun berkelompok. Penelitian ini menggunakan metode pengisian
kuesioner atau angket yang dibagikan kepada karyawan PT. Gudang Garam Tbk
cabang Pamekasan.
3.6 Definisi
Operasional Variabel
Sebelum peneliti memaparkan tentang definisi
operasional, perlu disampaikan tentang definisi variabel. Menurut Kerliner
(dalam Sugiono, 2003) dikatakan bahwa “ variabel adalah konstruk atau sifat
yang akan diteliti”.
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian
ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi:
1. Kepuasan kerja karyawan ( Y )
Noe,et,all (2006)
mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan yang menyenangkan hasil dari
persepsi bahwa pekerjaannya memenuhi nilai-nilai pekerjaan yang penting. Penelitian
dari spector (yuwono,2005, p. 69)mendefinisikan kepuasan sebagai cluster
perasaan evaliatif tentang pekerjaan dan ia dapat mengidentifikasikan indikator
kepuasan kerja dari sembilan aspek yaitu:
1.
Upah : jumlah
dan rasa keadilannya.
2.
Promosi :
peluang dan rasa keadilan untuk mendapatkan promosi.
3.
Supervisi :
keadilan dan kompetensi penugasan manajerial oleh penyelia.
4.
Benefit :
asuransi, liburan dan bentuk fasilitas lain.
5.
Contingent
rewards : rasa hormat, diakui dan diberikanapresiasi
6.
Operating
procedures : kebijakan, prosedur dan aturan.
7.
Coworkers :
rekan kerja yang menyenangkan dan kompeten.
8.
Nature of work
: tugas itu sendiri dapat dinikmati atau tidak.
9.
Communication
: berbagai informasi didalam organisasi (verbal maupun non verbal)
Dalam pengukurannya
dilakukan dengan cara skoring. Bilamana kepuasan kerja guru:
-
Dikatakan
sangat baik diberi skor 5
-
Dikatakan baik
diberi skor 4
-
Dikatakan
cukup baik diberi skor 3
-
Dikatakan
kurang baik diberi skor 2
-
Dikatakan sangat
kurang baik diberi skor 1
2. Perilaku
kepemimpinan
Sedangkan
menurut John W.Gardner (1990) kepemimpinan sebagai proses pemujudan dimana
individu-individu merangsang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan
oleh pemimpindan dilakukan bersama oleh pemimpin dan pengikutnya. Seorang
pemimpin yang berkarakter harus memiliki indikator-indikator sebagai berikut :
1.
Integritas, adalah melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang dikatakan akan dilakukan. Integritas membuat pemimpin
dapat dipercaya. Integritas membuat orang lain mengandalkan pemimpin.
Integritas adalah penepatan janji-janji. Satu hal yang membuat orang enggan
mengikuti pemimpin adalah bila mereka tak sepenuhnya merasa yakin, bahwa
pemimpin akan membawa mereka kepada tujuan yang pemimpin janjikan.
2.
Optimisme, tak ada orang yang mau
menjadi pengikut anda apabila anda memasang suram masa depan.mereka hanya mau
mengikuti seseorang yang bisa melihat masa depan dan memberitahukan kepada
mereka bahwa didepan sana terbentang tempat yang lebih baik dan mereka dapat
mencapai tempat itu.
3.
Menyukai perubahan, pemimpin adalah
mereka yang melihat adanya perubahan, bahkan mereka bersedia untuk memicu
perubahan itu. Sedangkan pengikut lebih suk untuk tinggal di tempat mereka
sendiri. Pemimpin melihat adanya perbaikan dibalik perubahan dan
mengkomunikasikannya dengan para pengikut mereka. Jika anda tidak berubah, anda
takkan berkembang
4.
Berani menghadapi resiko, kebanyakan
orang menghindari resiko. Padahal kapanpun kita mencoba sesuatu yang baru, kita
harus siap mengahadapi resiko. Keberanian untuk menghadapi resiko adalah bagian
dari pertumbuhan yang teramat penting. Para pemimpin menghitung resiko dan
keuntungan yang ada dibalik resiko. Mereka menkomunikasikannya pada pengikut
mereka dan melangkah pada hari esok yang lebih baik.
5.
Ulet, kecenderungan dari pengikut adalah
mereka menyerah saat sesuatunya menjadi sulit. Ketika mereka mencoba untuk ke
dua atau ke tiga kalinya dan gagal, mereka lalu mencanangkan motto, “jika anda
gagal dilangkah pertama,menyerahlah daan lakukan sesuatu yang lain.” Jelas saja
mereka melakukan itu karena mereka bukan pemimpin. Para pemimpin itu tau apa
yang ada dibalik tembok batu dan mereka akan selalu berusaha menggapainya. Lalu
mereka mengajak orang lain untuk terus berusaha.
6.
Memiliki rasa ingin tahu dan dapat
didekati sehingga orang lain merasa aman dalam menyampaikan umpan balik dan
gagasn-gagasan baru secara jujur, lugas dan enuh rasa hormat kepada
pemimpinnya.
7.
Bersikap transparan dan mampu
menghormati pesaingdan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun
kondisi bisnis pada umumnya.
8.
Memiliki kecerdasan, cermat dan tangguh
sehingga mampu bekerja secara profesional keilmuan dalam jabatannya.
9.
Memiliki kemampuan berkomunikasi,
semangat “team work”, kreatif, percaya diri, inovatif dan mobilitas.
Dalam
pengukurannya dilakukan dengan cara skoring. Bilamana perilaku kepemimpinan:
-
Dikatakan sangat baik diberi skor 5
-
Dikatakan baik diberi skor 4
-
Dikatakan cukup baik diberi skor 3
-
Dikatakan kurang baik diberi skor 2
-
Dikatakan sangat kurang baik diberi skor
1
Di
dalam deskripsi variabel, nilai yang digunakan adalah nilai rata-rata skor yang
diperoleh dari jumlah pertanyaan sesuai indikatornya. Untuk keseragaman dalam
pengukurannya digunakan kategori: sangat baik sekali dengan skor 5, sangat baik
dengan skor 4, baik dengan skor 3,
kurang baik dengan skor 2, dan tidak baik dengan skor 1. Sedangkan nilai
variabel yang dimasukkan dalam model analisis statistik adalah nilai total
skor.
3.7 Identifikasi Variabel.
Sehubungan dengan permasalahan dan hipotesis yang
telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini terdaopat 2 variabel yang akan
diteliti. Kedua variabel tersebut yakni variabel bebas dan variabel terikat.
Kedua kelompok tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Variabel
tergantung yang di notasikan dengan Y, yaitu kepuasan kerja karyawan PT. Gudang
Garam Tbk.
b.
Variabel bebas
yang di notasikan dengan X, yaitu perilaku kepemimpinan pemimpin PT. Gudang
Garam Tbk.
3.8 Prosedur
Pengumpulan Data.
Data adalah segala sesuatu yang diketahui atau dianggap
mempunyai sifat bisa memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan
(Supranto, 2001).
Data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
3. 8.1
Data primer.
Menurut Algifari (1997), data primer merupakan data yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli (tanpa melalui perantara). Data
primer yang ada dalam penelitian ini merupakan data kuesioner.
3. 8.2
Data sekunder.
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain).Data yang menyangkut populasi
karyawan PT. Gudang Garam Tbk dan literatur yang mendukung serta
laporan-laporan.
3.9 Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1) Kuesioner
Kuesioner
adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner. Kuesioner
dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup.
2) Observasi
Observasi
merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara
langsung pada obyek penelitian.
3) Studi
Pustaka
Studi
pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca
buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian
ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang
dilakukan.
3.10
Pengujian Instrumen Data.
3. 10.1
Uji Validitas.
Untuk
mengetahui korelasi antara
variabel dari semua faktor yang akan diteliti, maka dilakukan uji validitas.
Menurut azwar (1997), variabel dinyatakan valid apabila koefisien korelasi r
> 0,3. Dari hasil uji validitas. Maka dapat dilihat pada hasil analisa
validitas soal/instrument pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Hasil Analisis Validitas Soal/Instrumen
Varabel
|
Uraian Item Angket
|
Koefisien Korelasi
|
keterangan
|
X
|
-INTEGRITAS
-ULET
-OPTIMISME
-BERANI MENGHADAPI RESIKO
-MENYUKAI PERUBAHAN
-JUJUR
|
0.600
0,761
0,278
0,276
0,261
0,437
|
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
|
Y
|
-UPAH
-PROMOSI
-SUPERVISI
-BENEFIT
-CONTINGENT REWARDS
|
0,235
0,423
0,561
0,538
0,383
|
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
|
|
|
|
|
3. 10.2
Uji Reabilitas.
Untuk mengetahui tingkat kehandalan dari instrumen penelitian,maka dilakukan
dengan melalui uji reabilitas, jika koefisian alpha >0,05 maka
variabel/instrumen dapat dinyatakan handal. Dengan menggunakan metode alpha
cronbach dengan menggunakan bantuan SPSS Program, dapat dilihat pada tabek
dibawah ini.
Tabel 3.2
Hasil Analisis Uji reabilitas.
variabel
|
Keterangan
|
Koefisien alpha
|
Keterangan
|
X
Y
|
Perilaku kepemimpinan
Kepuasan Kerja Karyawan
|
0,548
0,478
|
Handal
Handal
|
Sumber data: Diolah.
Berdasarkan
tabel diatas, semua variabel penelitian yang terdiri dari perilaku kepemimpinan
(X) dan kepuasan kerja karyawan (Y) mempunyai tingkat kehandalan untuk
digunakan dalam penelitian karena koefisien alpha>0,05
3.11
Teknik Analisis
Data
Data yang
diperoleh dari kuesioner akan diolah secara kuantitatif. Data kuantitatif
diolah dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang. Tabulasi
silang digunakan untuk mengetahui pengaruh perilaku kepemimpinan terhadap kepuasan
kerja karyawan. Pengolahan dan analisis data kualitatif dilakukan dengan
mereduksi (meringkas) data dengan menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
keperluan untuk menjawab pertanyaan analisis di dalam penelitian. Data hasil
wawancara yang relevan dengan fenomena yang dianalisis, disajikan dalam bentuk
kutipan-kutipan. Analisis data kualitatif dipadukan dengan hasil interpretasi
data kuantitatif.
Analisis sederhana
Yaitu analisis yang bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan ketergantungan, dan arah hubungan ketergantungan antara dua
atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat, apakah positif atau negatif.
Analisis
ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu: perilaku
kepemimpinan (X) terhadap variabel terikatnya yaitu kepuasan kerja karyawan
(Y).
Persamaan
sederhananya
adalah sebagai berikut :
Y
= a + bX
Dimana:
Y = Variabel
dependen (kepuasan kerja karyawan)
a = Konstanta
b = Koefisien
garis regresi
X = Variabel
independen (perilaku kepemimpinan)
3.12
Pengujian Hipotesis
1.
Uji Signifikansi Simultan ( Uji
Statistik F )
Dalam
penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh
variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan
adalah:
Ho
: Variabel-variabel bebas yaitu karakteristik kepemimpinan,situasi,dan perilaku
kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap
variabel terikatnya yaitu kepuasan kerja karyawan.
Ha
: Variabel-variabel bebas yaitu karakteristik kepemimpinan,situasi,dan perilaku
kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel
terikatnya yaitu kepuasan kerja karyawan.
Dasar pengambilan keputusannya (Ghozali, 2005)
adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:
1. Apabila
probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Apabila
probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
Pada penelitian ini yang dijadikan objek
penelitian oleh peneliti yaitu PT. Gudang Garam Tbk. Yang beralamatkan jl. Raya
Sumenep km 47 Pamekasan. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah seluruh
karayan pasa PT. Gudang Garam Tbk. cabang Pamekasan.
4.2
Analisis
Statistik Diskriptif
Gambaran stasistik diskriptif digunakan
untuk memahami distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan hasil angket
yang disebarkan kepada 51 orang responden yaitu karyawan PT. Gudang Garam Tbk. cabang
Pamekasan Yang pada setiap kategori unsur-unsur yang ada pada setiap variabel.
Variabel bebas yang diteliti adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja karyawan PT. Gudang Garam Tbk cabang Pamekasan yang terdiri dari variabek
perilaku kepemimpinan. Sedangkan variabel terikatnya adalah variabel kepuasan
kerja karyawan PT. Gudang Garam Tbk cabang Pamekasan.
4.2.1
Distribusi
Frekuensi Variabel perilaku kepemimpinan
Untuk
mengetahui distribusi frekuensi jawaban responden pada item-item dari variabel
perilaku kepemimpinan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel
4.1
Distribusi
Frekuensi Variabel Perilaku Kepemimpinan.
NO
|
Item
|
Nilai
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
|
integritas
|
|
|
|
|
6
|
11,8
|
40
|
78,4
|
5
|
9,8
|
2
|
Ulet
|
|
|
|
|
11
|
21,6
|
33
|
64,7
|
7
|
13,7
|
3
|
optimisme
|
|
|
|
|
3
|
5,9
|
43
|
84,3
|
5
|
9,8
|
4
|
berani menghadapi resiko
|
|
|
|
|
7
|
13,7
|
35
|
68,6
|
9
|
17,6
|
5
|
menyukai perubahan
|
|
|
|
|
6
|
11,8
|
42
|
82,4
|
3
|
5,9
|
6
|
Jujur
|
|
|
|
|
2
|
3,9
|
43
|
84,3
|
6
|
11,8
|
Sumber : data yang
diolah.
Berdasarkan
pada tabel diatas, secara impiris item pertama dari variabel perilaku
kepemimpinan adalah tentang integritas. Dalam hal ini yang menyatakan sangat
setuju sekali yaitu sebanya 5 orang responden atau 9,8% dan tidak ada yang
menyatakan tidak setuju. Selebihnya 40 orang responden (78,4%) menyatakan
setuju, dan 6 orang responden (11,8%) menyatakan cukup setuju.
Untuk
item kedua dari variabel perilaku kepemimpinan adalah tentang keuletan pemimpin.
Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 7 orang
responden (13,7%), dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya
sebanyk 33 orang responden (64,7%) menyatakan setuju, dan 11 orang responden
(21,6%) menyatakan cukup setuju.
Untuk
item ketiga dari variabel perilaku kepemimpinan adalah tentang optimisme
pemimpin. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 5
orang responden (9,8%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya
sebanyk 43 orang responden (38,3%) menyatakan setuju, dan 3 orang responden
(5,9%) menyatakan cukup setuju.
Untuk
item keempat dari variabel perilaku kepemimpinan adalah tentang berani
menghadapi resiko. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah
sebanyak 9 orang responden (17,6%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju.
Selebihnya sebanyk 35 orang responden (68,6%) menyatakan setuju, dan 7 orang
responden (13,7%) menyatakan cukup setuju.
Untuk
item kelima dari variabel perilaku kepemimpinan adalah tentang menyukai
perubahan. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 3
orang responden (5,9%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya
sebanyk 42 orang responden (82,4%) menyatakan setuju, dan 6 orang responden
(11,8%) menyatakan cukup setuju.
Untuk
item keenam dari variabel perilaku kepemimpinan adalah tentang kejujuran. Dalam
hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 6 orang responden
(11,8%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya sebanyk 43 orang
responden (84,3%) menyatakan setuju, dan 2 orang responden (3,9%) menyatakan
cukup setuju.
4.1
Distribusi
Frekuensi Variabel Kepuasan Kerja Karyawan.
Untuk
mengetahui distribusi frekuensi jawaban responden pada item-item dari variabel
kepuasan kerja karyawan PT. Gudang Garam Tbk cabang pamekasan dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel
4.2
Tabel
distribusi frekuensi variabel kepuasan kerja karyawan
PT.
Gudang Garam Tbk cabang Pamekasan.
NO
|
Item
|
Nilai
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
|
Upah
|
|
|
|
|
1
|
2
|
45
|
88,2
|
5
|
9,8
|
2
|
Promosi
|
|
|
|
|
1
|
2
|
42
|
82,4
|
8
|
15,7
|
3
|
Supervisi
|
|
|
|
|
4
|
7,8
|
41
|
80,4
|
6
|
11,8
|
4
|
Benefit
|
|
|
|
|
1
|
2
|
43
|
84,3
|
7
|
13,7
|
5
|
contingent rewards
|
|
|
|
|
0
|
0
|
47
|
92,2
|
4
|
7,8
|
Sumber data: diolah
(2014)
Berdasarkan
pada tabel diatas, secara impiris item pertama dari variabel kepuasan kerja
adalah tentang upah. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali yaitu
sebanya 5 orang responden atau 9,8% dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju.
Selebihnya 45 orang responden (88,2%) menyatakan setuju, dan 1 orang responden
(2,0%) menyatakan cukup setuju.
Untuk
item kedua dari variabel kepuasan kerja karyawan adalah tentang promosi. Dalam
hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 8 orang responden
(15,7%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya sebanyk 42 orang
responden (82,4%) menyatakan setuju, dan 1 orang responden (2,0%) menyatakan
cukup setuju.
Untuk
item ketiga dari variabel kepuasan kerja karyawan adalah tentang supervisi.
Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 6 orang
responden (11,8%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya
sebanyk 41 orang responden (80,4%) menyatakan setuju, dan 4 orang responden (7,8%)
menyatakan cukup setuju.
Untuk
item keempat dari variabel kepuasan kerja karyawan adalah tentang benefit.
Dalam hal ini yang menyatakan sangat sekali adalah sebanyak 7 setuju orang
responden (13,7%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya
sebanyk 43 orang responden (84,3%) menyatakan setuju, dan 1 orang responden
(2,0%) menyatakan cukup setuju.
Untuk
item kelima dari variabel kepuasan kerja karyawan adalah tentang kontingent
rewards. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 4
orang responden (7,8%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya
sebanyk 47 orang responden (92,2%) menyatakan setuju, dan tidak ada orang atau
responden yang menyatakan cukup setuju.
4.3
Analisis
Statistik Inferensial.
4.3.1
Hasil
Analisis regresi Sederhana.
Berdasarkan
hasil perhitungan analisis sederhana dengan menggunakan SPSS, maka diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel
4.3
Hasil
analisis statistik regresi sederhana
Variabel Bebas
|
Koefisien Regresi
|
X (perilaku kepemimpinan)
Konstanta
|
0,15X
4,031
|
R square = 0,000
Multiple R = 0,20
|
|
Sumber data yang diolah
Berdasarkan
pada tabel diatas maka persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Y
= 4,031 +0,15X + e
Maksud
dari persamaan tersebut adalah :
Apabila
perilaku kepemimpinan mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka kepuasan
kerja karyawan akan bertambah sebesar 0,15.
4.3.2
Analisis
Uji Korelasi Tingkat Nol
Hasil
uji analisis tingkat nol dengan derajat kesalahan 5% (
) menunjukkan antara variabel bebas dan
tergantung mempunyai hubungan yang signifikan, hal ini ditunjukkan dengan nilai
peluang (r)
kurang dari nilai
, dalam penelitian ini semua variabel
berhubungan secara signifikan.
4.3.3
Analisis
Korelasi Regresi Sederhana.
Untuk
menguji dan mengetahui sejauh mana hubungan dan pengaruh variabel bebass
terhadap variabel terikat maka dipakai teknik korelasi sederhana. Dari hasil
perhitungan dalam lampiran maka diperoleh koefisien korelasi sederhana multiple
R (R) sebesar 0,020, keadaan ini menunjukkan bahwa ada ketergantungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.sssssssssssssss
Sedangkan
koefisien determinasi atau R-square (R2 ) sebesar 0,000 koefisien
determinasi ini menunjukkan seberapa besar keragaman dari variabel terikat yang
dapat dijelaskan oleh model. Dalam penelitian ini mempunyai arti bahwa
persamaan linier regresi telah menjelaskan sebesar 0,0% dari keseluruhan jumlah
keragaman yang dapat dijelaskan, atau setiap variabel bebas memberikan
sumbangan terhadap variabilitas variabel tergantung sebesar 0,0%.
4.3.4
Test
Simultan Regresi Sederhana.
Setelah
diketahui tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat, maka untuk lebih meyakinkan dapat dilakukan uji simultan terhadap
variabel bebas dengan menggunakan uji F, hipotesa yang digunakan adalah sebagai
berikut:
H0
: bi
H1
: minimal ada satu bi ≠ 0 dimana i =
1
Karena
nilai F hitung (0,001)
4.4
Deskripsi
Pembahasan
Berdasarkan
dari tabel distribusi frekuensi jawaban responden yang meliputi : perilaku
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Gudang Garam Tbk. Maka dari
hasil penelitian dan pembahasan dari sudut kajian variabel-variabel tersebut
dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Pada analisis penyajian secara parsial
atau uji-t yaitu untuk konstanta nilai
b.
Dari hasil pengujian simultan atau uji-F
menunjukkan adanya pengaruh
c.
Hasil pengujian koefisien determinasi
(R2)adalah sebesar0,000
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian.
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN TERHADAP
KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN PT GUDANG GARAM Tbk
Petunjuk Pengisian :
Tulis
nama serta alamat pada kolom yang telah tersedia dibawah ini.
1.
Berilah
tanda silang (X) pada jawaban sesuai pilihan saudara.
2.
Nama
dan jawaban anda akan terjamin kerahasiaannya.
A.
Identitas
saudara
a.
Nama
:
b.
Alamat
:
c.
Jabatan
:
d.
Lama
kerja :
B.
Jawablah
pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan yang saudara hadapi pada saat
ini.
1. Apabila
bawahan dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan ternyata tidak mampu, kurang
disiplin, tidak tepat waktu serta tidak bersemangat dalam menyelesaikannya,
maka pimpinan selalu sabar membimbingnya.
a. Sangat
setuju sekali.
b. Setuju.
c. Cukup
setuju.
d. Kurang
setuju.
e.
Tidak setuju.
2. Setiap
pekerjaan yang dibebankan pada bawahan harus selalu tepat waktu, kualitas yang
sesuai dengan keinginan pimpinannya.
a. Sangat
setuju sekali.
b. Setuju.
c. Cukup
setuju.
d. Kurang
setuju.
e. Tidak
setuju.
3. Terhadap
bawahan yang melaksanakan tugasnya dengan tidak bersungguh-sungguh, pimpinan
selalu memberikan sanksi pada bawahan tersebut.
a. Sangat
setuju sekali.
b. Setuju.
c. Cukup
setuju.
d. Kurang
setuju.
e.
Tidak setuju.
4. Komunikasi
antara bawahan dan pimpinan adalah sangat penting, agar setiap permasalahan
yang terjadi pada bawahan juga dapat dimengerti oleh pimpinan.
a. Sangat
setuju sekali.
b. Setuju.
c. Cukup
setuju.
d. Kurang
setuju.
e. Tidak
setuju.
5. Terciptanya
suasana kerja yang kondusif adalah sangat diperlukan, untuk karyawan sebagai
bawahan adalah sangat perlu untuk diberikan kepercayaan oleh pimpinan dalam
melaksanakan tugasnya.
a. Sangat
setuju sekali.
b. Setuju.
c. Cukup
setuju.
d. Kurang
setuju.
e. Tidak
setuju.
6. Pimpinan
anda mempengaruhi cara pandang anda untuk menyelesaikan masalah.
a. Sangat
setuju sekali.
b. Setuju.
c. Cukup
setuju.
d. Kurang
setuju.
e. Tidak
setuju.
7. Pemimpin
anda mengkomunikasikan tujuan dan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk
mencapai sesuatu dengan cara mereka sendiri.
a. Sangat
setuju sekali.
b. Setuju.
c. Cukup
setuju.
d. Kurang
setuju.
e. Tidak
setuju.
8. Pemimpin
anda menghargai dan memuji para karyawan yang kinerjanya bagus.
a. Sangat
setuju sekali.
b. Setuju.
c. Cukup
setuju.
d. Kurang
setuju.
e. Tidak
setuju.
9. Pemimpin
anda sering menekankan pentingnya tugas dan meminta anda melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya
a. Sangat
setuju sekali.
b. Setuju.
c. Cukup
setuju.
d. Kurang
setuju.
e.
Tidak setuju.
II Kepuasan Kerja Karyawan.
1.
Gaji saya cukup, sesuai
dengan tanggungjawab yang saya pikul
a. Sangat
setuju sekali.
b. Setuju.
c. Cukup
setuju.
d. Kurang
setuju.
e.
Tidak setuju.
2.
Jika saya melaksanakan pekerjaan dengan baik,maka saya akan
dipromosikan
a. Sangat
setuju sekali.
b. Setuju.
c. Cukup
setuju.
d. Kurang
setuju.
e.
Tidak setuju.
3. Orang-orang
yang bekerja dengan saya memberikan dukungan yang cukup kepada saya
a. Sangat
setuju sekali.
b. Setuju.
c. Cukup
setuju.
d. Kurang
setuju.
e.
Tidak setuju.
4. Atasan
saya memberikan dukungan yang cukup kepada saya
a. Sangat
setuju sekali.
b. Setuju.
c. Cukup
setuju.
d. Kurang
setuju.
e.
Tidak setuju.
5.
Pekerjaan saya sangat menarik
a. Sangat
setuju sekali.
b. Setuju.
c. Cukup
setuju.
d. Kurang
setuju.
e.
Tidak setuju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar