Kamis, 23 April 2015

contoh skripsi


BAB I
PENDAHULUAN.
1.1  LATAR BELAKANG.
Pada berbagai bidang khususnya berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota perusahaan. Perusahaan membutuhkan adanya faktor sumberdaya manusia yang berpotensial, baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan. Agar akivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus mempunyai pemimpin yang berpengetahuan dan berketrampilan tinggi serta usaha untuk mengelola perusahaan seoptimal mungkin agar kinerja karyawan meningkat. Hal ini tentunya akan menjadikan nama perusahaan semakin baik. Meningkatnya kinerja karyawan tentunya dipengaruhi oleh baik dan tidaknya faktor perilaku kepemimpinan oleh pemimpin pada perusahaan tersebut. Faktor perilaku kepemimpinan yang baik akan membawa kepuasan kerja karyawan yang baik pula dalam peerusahaan.
Menurut George R. Terry (yang dikutip dari Sunarto,1998:17) kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Sedangkan menurut John W.Gardner (1990) kepemimpinan sebagai proses pemujudan dimana individu-individu merangsang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpindan dilakukan bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.
Menurut Hasibuan (2007) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja (job statisfaction) karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan dan kedisiplinan karyawan meningkat. Sikap ini di cerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang menginginkan kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya dari pada balas jasa,walaupun balas jasa itu penting.
PT.GUDANG GARAM Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi rokok. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berawal dari comanditaire vennootschape (CV) yang berdiri tahun 1983 yang kemudian dijadikan perseroan terbatas (PT) pada tahun 2004. Penelitian ini memfokuskan pada karyawan PT.GUDANG GARAM Tbk yang berlokasi di PAMEKASAN MADURA karena disini pusat kegiatan manajerial dilakukan. Kepuasan kerja yang tinggi sangatlah diharapkan oleh perusahaan tersebut. Semakin banyaknya karyawan yang mempunyai tingkat kepuasan kerja yang tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global. Karyawan dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Keberhasilan karyawan dapat diukur melalui kepuasan konsumen, berkurangnya jumlah keluhan dan tercapainya target yang optimal. Kepuasan kerja karyawan PT.GUDANG GARAM Tbk juga dapat diukur melalui penyelesaian tugasnya secara efektif dan efisien serta melakukan peran dan fungsinya dan itu semua berhubungan positif bagi keberhasilan suatu perusahaan. Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kepuasan kerja karyawan, diantaranya adalah perilaku kepemimpinan yang terlalu mengekang para karyawan untuk segara menyelsaikan pekerjaannya, kurang tegasnya kepemimpinan sehingga membuat karyawan menjadi terlalu santai dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang mentaati peraturan, pengaruh yang berasal dari lingkungannya, teman sekerja yang juga menurun semangatnya dan juga tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan sebab menurunnya kepuasan kerja karyawan dalam perusahaan. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepuasan kerja diantaranya adalah perilaku kepemimpinan dan motivasi yang baik dalam perusahaan.
1.2  RUMUSAN MASALAH.
Manusia merupakan sumber daya yang paling menentukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Permasalahan dari perusahaan ini adalah tinggi rendahnya kepuasan kerja karyawan, untuk suatu upaya yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, dengan permasalahan tersebut diduga faktor perilaku kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dirumuskan suatu pertanyaan penelitian
Adakah pengaruh antara perilaku kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan?

1.3  BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengacu hanya kepada perilaku kepemimpinan dari pemimpin utama perusahaan PT GUDANG GARANG Tbk cabang pamekasan. Yang nantinya akan di analisa oleh peneliti melalui karyawan dari PT GUDANG GARAM Tbk itu sendiri.

1.4  KERANGKA PEMIKIRAN
KEPUASAN KERJA KARYAWAN
Y

1.      UPAH
2.      PROMOSI
3.      SUPERVISI
4.      BENEFIT
5.      CONTINGENT REWARDS, DLL.
PERILAKU KEPEMIMPINAN
X

1.      INTEGRITAS
2.      ULET
3.      OPTIMISME
4.      BERANI MENGHADAPI RESIKO
5.      MENYUKAI PERUBAHAN
6.      JUJUR,DLL.
KERANGKA PEMIKIRAN
R
 








Keterangan:
R  = hubungan secara simultan, (secara keseluruhan)
X = variabel bebas
Y  = variabel terikat
Faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi kepuasan kerja karyawan  adalah perilaku kepemimpinan.
1.5  Tujuan dan Kegunaan.
 1. 5.1      Tujuan.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan: Mengetahui pengaruh perilaku kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan.
 1. 5.2      Kegunaan.
 Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut;
a.     Bagi PT. Gudang Garam Tbk.
Sebagai bahan informasi dan masukan kepada pihak PT.Gudang Garam Tbk untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kepuasan kerja karyawan PT. Gudang Garam Tbk.
b.    Bagi fakultas.
Memberikan kontribusi akademis kepada berbagai pihak yang berminat dalam melakukanpenelitian khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pegawai (SDM) dalam meningkatkan kepuasan kerjanya.
c.     Bagi peneliti
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dan menambah pengetahuan tentang masalah-masalah yang terjadi terutama yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.


BAB II
LANDASAN TEORI.
2.1  KEPUASAN KERJA KARYAWAN.
Robbins and Judge (2009) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan positif tentang pekerjaan. Sebagai hasil evaluasi karakter pekerjaan tersebut. Senada dengan itu Noe,et,all (2006) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan yang menyenangkan hasil dari persepsi bahwa pekerjaannya memenuhi nilai-nilai pekerjaan yang penting. Definisi ini memberikan arti bahwa kepuasan kerja bukan suatu konsep tunggal. Lebih dari itu seseorang dapat secara relative dipuaskan dengan satu aspek pekerjaannya dan dibuat tidak puas dengan satu atau berbagai aspek.
2.1.1   Respon Terhadap Ketidakpuasan Karyawan.
Dalam suatu organisasi ketidakpuasan kerja dapat ditunjukkan melalui berbagai cara. Robbins and Judge (2009) menerangkan ada 4 respon yang berbeda satu sama lain dalam 2 dimensi yaitu konstruktif/destruktif dan aktif/pasif, dengan penjelasan sebagai berikut
1.        exit, ketidakpuasan ditunjukkan melalui perilaku diarahkan pada meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru atau mengundurkan diri.
2.        Voice, ketidakpuasan ditunjukkan melalui usaha secara aktif dan konstruktif untuk memperbaiki keadaan, termasuk menyarankan perbaikan mendiskusikan masalah dengan atasan, dan berbagai bentuk aktivitas perserikatan.
3.        Loyalty, ketidakpuasan ditunjukkan secara pasif, tetapi optimistik dengan menunggu kondisi untuk memperbaiki, termasuk dengan berbicara bagi organisasi dihadapan kritik eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemen melakukan hal yang benar.
4.        Neglect, ketidakpuasan ditunjukkan melalui tindakan secara pasif membiarkan kondisi semakin buruk, termasuk kemangkiran atau keterlambatan secara kronis, mengurangi usaha,dan meningkatkan tingkat kesalahan.
2.1.2        Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja.
Menurut Hasibuan  (2007) kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1.    Balas jasa yang adil dan layak.
2.    Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian.
3.    Berat ringannya pekerjaan.
4.    Suasana dan lingkungan pekerjaan.
5.    Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.
6.    Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.
7.    Sifat pekerjaan monoton atau tidak.
Kepuasan kerja karyawan banyak dipengaruhi oleh sikap pemimpin dalam kepemimpinan. Kepemimpinan partisipasi memberikan kepuasan kerja bagi karyawan, karena karyawan ikut aktif dalam memberikan pendapatnya untuk melaksanakan kebijaksanaan perusahaan. Kepemimpinan otoriter mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral kerja, kedisiplinan dan prestasi karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.
2.1.3        Lima Komponen Kepuasan Kerja:
1.    Sikap terhadap kelompok kerja.
2.    Kondisi umum pekerjaan.
3.    Sikap terhadap perusahaan.
4.    Keuntungan secara ekonomi.
5.    Sikap terhadap manajemen.
Komponen lain mencakup kondisi pikiran karyawan tentang pekerjaan itu sendiri dan kehidupan secara umum. Sikap seseorang karyawan terhadap pekerjaan mungkin positif atau negatif. Kesehatan, usia, tingkat aspirasi, status sosial, kegiatan sosial, dan politik dapat mempengaruhi kepuasan kerja.
Menurut kreitner dan knicki(2005) terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya kepuasan yaitu:
1.) Need fulfillment (pemenuhan kebutuhan),model ini menunjukkan bahwa kepuasan ditentukan tingkatan karakteristik pekerjaan yang memungkinkan kesempatan pada individu untuk memenuhi kebutuhannya.
2.) Discrepancies (perbedaan), model ini menyatakan bahwa kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan yang diperoleh individu dari pekerjaan. Apabila harapan lebih besar dari apa yang diterima,orang akan tidak puas. Sebaliknya,diperkirakan individu akan puas apabila mereka menerima manfaat diatas harapan.
3.) Value attainment (pencapaian nilai), gagasan value attainment adalah bahwa kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang penting.
4.) Equity (keadilan), dalam model ini dimaksudkan bahwa kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan ditempat kerja. Kepuasan merupakan hasil dari persepsi orang bahwa perbandingannya antara hasil kerja dan inputnya relatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan antara keluaran dan masukan pekerjaan lainnya.
5.) Dispositional/genetic components (komponen genetik), beberapa rekan kerja atau teman tampak puas dengan hasil variasi lingkungan kerja, sedangkan lainnya kelihatan tidak puas. Model ini didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Model menyiratkan perbedaan individu hanya mempunya arti penting untuk menjelaskan kepuasan seperti halnya karakteristik lingkungan pekerjaan.

2.2    KEPEMIMPINAN.
Menurut George R. Terry (yang dikutip dari Sunarto,1998:17) kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Sedangkan menurut John W.Gardner (1990) kepemimpinan sebagai proses pemujudan dimana individu-individu merangsang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpindan dilakukan bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin atau pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukannya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagang pada seorang seniman ahli, pengrajin atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran/insruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung menyatakan bahwa pemimpin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan kedepan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti napoleon,Washington, Lincoln, Churcill, sukarno, jenderal sudirman dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

2.2.1        sifat-sifat kepemimpinan.
7 Sifat Penting Yang Harus dimiliki sebagai Seorang  Pemimpin yaitu:
1.      Sifat rendah hati.
Pada hakikatnya kedudukan pemimpin itu tidak berbeda dengan kedudukan yang dipimpin. Ia bukan orang yang harus terus di istimewakan. Ia hanya sekedar orang yang harus didahulukan selangkah dari yang lainnya karena ia mendapatkan kepercayaan dalam memimpin dan mengemban amanat. Ia seolah pelayan umat yang diatas pundaknya terletak tanggungjawab besar yang mesti dipertanggungjawabkan. Kerendahan hati biasanya mencerminkan persahabatan dan kekeluargaan, sebaliknya ke-egoan mencerminkan sifat takabur dan ingin menang sendiri.


2.      Sifat terbuka untuk dikritik.
Seorang pemimpin haruslah menanggapi aspirasi-aspirasi umat dan terbuka untuk menerima kritik-kritik sehat yang membangun dan konstruktif. Tidak seyogiayanya menganggap kritikan itu sebagai hujatan, dan menganggap orang yang mengkritik sebagai lawan. Tetapi harus diperlakukan sebagai “mitra”dengan kebersamaan dalam rangka meluruskan dari kemungkinan buruk yang selama ini terjadi untuk membangun kepada perbaikan dan kemajuan.
3.      Sifat jujur dan memegang amanah.
Kejujuran yang dimiliki seorang pemimpin merupakan simpati umat terhadapnya yang dapat membuahkan kepercayaan dari seluruh amanat yang telah diamanahkan. Pemimpin yang konsisten dengan amanat umat menjadi kunci dari sebuah kemajuan dan perbaikan
4.      Sifat berlaku adil.
Keadailan adalah konteks real yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Keadilan bagi manusia tidak ada yang relatif. Islam meletakkan soal penegakan keadilan itu sebagai sikap yang esensial. Seorang pemimpin harus mampu menimbang dan memperlakukan sesuatu dengan seadil-adilnya bukan sebaliknya berpihak pada seorang saja atau berat sebelah.
5.      Komitmen dalam perjuangan.
Sifat pantang menyerah dan konsisten pada konstitusi bersama bagi seorang pemimpin adalah penting. Teguh dan terus Istiqamah dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Pantang tergoda oleh rayuan dan semangat menjadi orang yang pertama di depan apabila ada yang hendak mengganggu kelancaran jalannya organisasi.
6.      Bersikap Musyawarah.
Dalam tim ini pemimpin tidak sembarang memutuskan sebelum adanya musyawarah diantara orang-orang disekelilingnya dan umat. Sebab dengan keterlibatan umat terhadap pemimpinnya dari sebuah kesepakatan bersama akan memberikan kepuasan, sehingga apapun yang akan terjadi baik buruknya bisa ditanggung bersama-sama.
7.      Berbakti dan mengabdi kepada Allah.
Dalam hidup ini segala sesuatunya takkan terlepas dari pandangan Allah, manusia bisa berusaha semampunya dan sehebat-hebatnya namun yang menentukannya adalah Allah. Hubungan seorang pemimpin dengan Tuhannya tak kalah pentingnya yaitu dengan berbakti dan mengabdi kepada Allah. Semua ini dalam rangka memohon pertolongan dan ridho Allah semata. Dengan senantiasa berbakti kepada-Nya terutama dalam menegakkan sholat lima waktu contohnya, seorang pemimpin akan mendapat hidayah untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang keji dan tercela.

2.2.2        Ciri-Ciri Kepemimpinan
Sondang P. Siagian yang dikutip oleh Sihotang (2007:258), menyebutkan ciri-ciri dan syarat-syarat kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1.        Pendidikan umum yang luas
Memiliki pengetahuan yang luas baik yang didapat secara formal maupun nonformal.
2.        Kemampuan analisis
Pimpinan mampu menganalisa dalam menetukan langkah-langkah dalam pencapaian tujuan.
3.        Keterampilan berkomunikasi
Memilki kemampuan berkomunikasi yang baik dalam penyampaian perintah kepada para karyawan.
4.        Rasionalitas dan objektivitas
Pimpinan dalam menentukan tujuan haruslah bersifat rasional dan dalam menilai para bawahannya hendaknya bersifat objektif.
5.        Programatis
Pimpinan dalam menyusun langkah-langkah dalam proses pencapaian tujuan harus terprogram, tersusun dan terkonsep.
6.        Kesederhanaan
Pimpinan hendaknya mampu memberikan contoh dengan kesederhanaan terhadap para karyawan agar tidak terlalu royal.
7.        Keberaniaan mengambil keputusan
Dalam pelaksanaan pengambilan keputusan pimpinan berani mengambil resiko.
8.        Kemampuan mendengar saran-saran
Pimpinan yang demokratis harus mau mendengarkan bawahannya agar terhindar dari sifat otoriter.
9.        Adaptabilitas dan fleksibilitas
Seorang pemimpin harus bisa beradapatasi dengan lingkungannya agar mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
10.    Ketegasan dalam bertindak
Seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan harus bersikap tegas tanpa kompromi agar disegani oleh para bawahannya.

2.2.3        Perilaku Pemimpin yang berorientasi pada Tugas :

1)        Mengutamakan tercapainya tujuan
2)        Mementingkan produksi yang tinggi
3)        Lebih banyak memberikan pengarahan
4)        Mengutamakan penyelesaian tugas menurut jadwal
5)        Melaksanakan tugas melalui prosedur yang ketat
6)        Melakukan pengawasan yang ketat
7)        Lebih mengutamakan pengarahan diri, disiplin diri

2.2.4             Perilaku Pemimpin yang berorientasi pada hubungan :

1)        Memperhatikan kedudukan bawahan
2)        Berusaha menciptakan suasana saling berusaha
3)        Berusaha menciptakan suasana saling menghargai
4)        Simpatik terhadap bawahan
5)        Memiliki sifat yang bersahabat
6)        Menumbuhkan peran serta bawahan dalam membuat keputusan.
6)
2.3    HUBUNGAN ANTAR VARIABEL.
Hubungan Antara Perilaku Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.
Perilaku kepemimpinan pada dasarnya menekankan untuk menghargai tujuan individu sehingga nantinya para individu akan memiliki keyakinan bahwa kinerja aktual akan melampaui harapan kepuasan mereka. Seorang pemimpin harus menerapkan perilaku kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapaitujuannya (Waridin dan Bambang Guritno, 2005). Suranta (2002) dan Tampubolon(2007) menyatakan bahwa faktor kepemimpinan juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat dan pengaruh antara faktor kepemimpinan dan faktor kepuasan kerja karyawan. Jadi, hubungan antar variabel perilaku kepemimpinan dengan kepuasan kerja adalah H1: perilaku kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan.
Perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Menurut Miller et al. (1991) menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja para pegawai. Hasil penelitian Gruenberg (1980) diperoleh bahwa hubungan yang akrab dan saling tolong-menolong dengan teman sekerja serta penyedia adalah sangat penting dan memiliki hubungan kuat dengan kepuasan kerja dan tidak ada kaitannya dengan keadaan tempat kerja serta jenis pekerjaan. Ramlan Ruvendi (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Imbalan dan Perilaku kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, Di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor”, menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan pengaruh signifikan antara variabel perilaku kepemimpinan dengan kepuasan kerja pegawai Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor. Diungkapkan pula bahwa perilaku kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi (contingency). Indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja ditunjukkan dengan tingginya tingkat absensi dan perpindahan pegawai. Hal itu timbul sebagai akibat dari kepemimpinan yang tidak disenangi.
2.4    HIPOTESIS.
Dr. Sugiyono mengutarakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap persamaan masalah penelitian. Jawaban masih berdasarkan teori yang relevan, tetapi belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Sutrisno Hadi menambahkan bahwa penolakan dan penerimaan hipotesis sangat tergantung pada hasil penyelidikan fakta-fakta yang dikumpulkan.
Untuk kepentingan penelitian ini, sesuai dengan tujuannya diajukan hipotesis pengarah berikut:
Diduga terdapat pengaruh antara perilaku kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dengan kepuasan kerja karyawan.


Bab III
METODE PENELITIAN
3.1     Lokasi Penelitian
Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai lokasi penelitian oleh peneliti adalah PT GUDANG GARAM Tbk cabang pamekasan yang beralamatkan jl. Raya sumenep km.47 pamekasan MADURA.
3.2     Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif (metode survei) dan pendekatan kualitatif. Metode survei adalah metode yang mengambil contoh data dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989). Dengan memadukan kedua pendekatan tersebut diharapkan upaya pemahaman perilaku kepemimpinan dalam pengambilan keputusan, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan dapat dilakukan secara lebih baik.
3.3     Penentuan populasi dan sampel.
Pada suatu penelitian pasti akan mengacu pada data-data yang akan diambil, untuk data yang akan diperoleh bersumber dari obyek yang secara langsung diteima oleh seorang atau lebih peneliti. Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti, karenanya dipandang sebagai semesta penelitian (Ferdianad, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di perusahaan PT GUDANG GARAM Tbk yang berjumlah 51 orang karyawan.
3.4     Sampel penelitian
Sampel merupakan subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini tidak digunakan teknik sampling karena sampel yang diteliti adalah keseluruhan dari populasi yang ada atau disebut dengan sensus. Mengingat jumlah populasi hanya sebesar 51 karyawan, maka layak untuk diambil keseluruhan untuk dijadikan sampel tanpa harus mengambil sampel dalam jumlah tertentu. Sehingga sampel dari penelitian ini adalah seluruh karyawan tiap bagian unit dalam PT GUDANG GARAM Tbk.
3.5     Jenis dan sumber data.
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah :
4.3.1        Jenis data.
Menurut husein umar (2000) menjelaskan bahwa “data dalam statistik berdasarkan tingkat pengukurannya dapat dibedakan dalam empat jenis, yaitu: “ data kualitatif terdiri dari data nominal dan data ordinal, data kuantitatif terdiri dari interval dan ratio”.
Berdasarkan pada penapat di atas, maka jenis data pada penelitian ini termasuk kualitaif ordinal. Menurut pendapat Husein Umar (1999) “data kualitaif ordinal mempunyai ciri-ciri posisi data tidak seragam dan tidak bisa dilakukan operasi hitung, misal tentang sikap seseorang terhadap produk tertentu”.
4.3.2        Sumber data.
Sumber data menunjukkan  data dari mana data diperoleh sesuai dengan jenis datanya, maka data penelitian ini bersumber langsung dari responden atau disebut juga primer yaitu dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada responden.
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah:
Data primer merupakan data yang dikumpulkan dari sumber pertama, baik secara individu ataupun berkelompok. Penelitian ini menggunakan metode pengisian kuesioner atau angket yang dibagikan kepada karyawan PT. Gudang Garam Tbk cabang Pamekasan.
3.6     Definisi Operasional Variabel
Sebelum peneliti memaparkan tentang definisi operasional, perlu disampaikan tentang definisi variabel. Menurut Kerliner (dalam Sugiono, 2003) dikatakan bahwa “ variabel adalah konstruk atau sifat yang akan diteliti”.
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi:
1.    Kepuasan kerja karyawan ( Y )
Noe,et,all (2006) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan yang menyenangkan hasil dari persepsi bahwa pekerjaannya memenuhi nilai-nilai pekerjaan yang penting. Penelitian dari spector (yuwono,2005, p. 69)mendefinisikan kepuasan sebagai cluster perasaan evaliatif tentang pekerjaan dan ia dapat mengidentifikasikan indikator kepuasan kerja dari sembilan aspek yaitu:
1.        Upah : jumlah dan rasa keadilannya.
2.        Promosi : peluang dan rasa keadilan untuk mendapatkan promosi.
3.        Supervisi : keadilan dan kompetensi penugasan manajerial oleh penyelia.
4.        Benefit : asuransi, liburan dan bentuk fasilitas lain.
5.        Contingent rewards : rasa hormat, diakui dan diberikanapresiasi
6.        Operating procedures : kebijakan, prosedur dan aturan.
7.        Coworkers : rekan kerja yang menyenangkan dan kompeten.
8.        Nature of work : tugas itu sendiri dapat dinikmati atau tidak.
9.        Communication : berbagai informasi didalam organisasi (verbal maupun non verbal)
Dalam pengukurannya dilakukan dengan cara skoring. Bilamana kepuasan kerja guru:
-          Dikatakan sangat baik diberi skor 5
-          Dikatakan baik diberi skor 4
-          Dikatakan cukup baik diberi skor 3
-          Dikatakan kurang baik diberi skor 2
-          Dikatakan sangat kurang baik diberi skor 1

2.    Perilaku kepemimpinan
Sedangkan menurut John W.Gardner (1990) kepemimpinan sebagai proses pemujudan dimana individu-individu merangsang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpindan dilakukan bersama oleh pemimpin dan pengikutnya. Seorang pemimpin yang berkarakter harus memiliki indikator-indikator sebagai berikut :
1.        Integritas, adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikatakan akan dilakukan. Integritas membuat pemimpin dapat dipercaya. Integritas membuat orang lain mengandalkan pemimpin. Integritas adalah penepatan janji-janji. Satu hal yang membuat orang enggan mengikuti pemimpin adalah bila mereka tak sepenuhnya merasa yakin, bahwa pemimpin akan membawa mereka kepada tujuan yang pemimpin janjikan.
2.        Optimisme, tak ada orang yang mau menjadi pengikut anda apabila anda memasang suram masa depan.mereka hanya mau mengikuti seseorang yang bisa melihat masa depan dan memberitahukan kepada mereka bahwa didepan sana terbentang tempat yang lebih baik dan mereka dapat mencapai tempat itu.
3.        Menyukai perubahan, pemimpin adalah mereka yang melihat adanya perubahan, bahkan mereka bersedia untuk memicu perubahan itu. Sedangkan pengikut lebih suk untuk tinggal di tempat mereka sendiri. Pemimpin melihat adanya perbaikan dibalik perubahan dan mengkomunikasikannya dengan para pengikut mereka. Jika anda tidak berubah, anda takkan berkembang
4.        Berani menghadapi resiko, kebanyakan orang menghindari resiko. Padahal kapanpun kita mencoba sesuatu yang baru, kita harus siap mengahadapi resiko. Keberanian untuk menghadapi resiko adalah bagian dari pertumbuhan yang teramat penting. Para pemimpin menghitung resiko dan keuntungan yang ada dibalik resiko. Mereka menkomunikasikannya pada pengikut mereka dan melangkah pada hari esok yang lebih baik.
5.        Ulet, kecenderungan dari pengikut adalah mereka menyerah saat sesuatunya menjadi sulit. Ketika mereka mencoba untuk ke dua atau ke tiga kalinya dan gagal, mereka lalu mencanangkan motto, “jika anda gagal dilangkah pertama,menyerahlah daan lakukan sesuatu yang lain.” Jelas saja mereka melakukan itu karena mereka bukan pemimpin. Para pemimpin itu tau apa yang ada dibalik tembok batu dan mereka akan selalu berusaha menggapainya. Lalu mereka mengajak orang lain untuk terus berusaha.
6.        Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman dalam menyampaikan umpan balik dan gagasn-gagasan baru secara jujur, lugas dan enuh rasa hormat kepada pemimpinnya.
7.        Bersikap transparan dan mampu menghormati pesaingdan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi bisnis pada umumnya.
8.        Memiliki kecerdasan, cermat dan tangguh sehingga mampu bekerja secara profesional keilmuan dalam jabatannya.
9.        Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat “team work”, kreatif, percaya diri, inovatif dan mobilitas.
Dalam pengukurannya dilakukan dengan cara skoring. Bilamana perilaku kepemimpinan:
-          Dikatakan sangat baik diberi skor 5
-          Dikatakan baik diberi skor 4
-          Dikatakan cukup baik diberi skor 3
-          Dikatakan kurang baik diberi skor 2
-          Dikatakan sangat kurang baik diberi skor 1
Di dalam deskripsi variabel, nilai yang digunakan adalah nilai rata-rata skor yang diperoleh dari jumlah pertanyaan sesuai indikatornya. Untuk keseragaman dalam pengukurannya digunakan kategori: sangat baik sekali dengan skor 5, sangat baik dengan skor 4, baik dengan skor 3,  kurang baik dengan skor 2, dan tidak baik dengan skor 1. Sedangkan nilai variabel yang dimasukkan dalam model analisis statistik adalah nilai total skor.


3.7    Identifikasi Variabel.
Sehubungan dengan permasalahan dan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini terdaopat 2 variabel yang akan diteliti. Kedua variabel tersebut yakni variabel bebas dan variabel terikat. Kedua kelompok tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.         Variabel tergantung yang di notasikan dengan Y, yaitu kepuasan kerja karyawan PT. Gudang Garam Tbk.
b.        Variabel bebas yang di notasikan dengan X, yaitu perilaku kepemimpinan pemimpin PT. Gudang Garam Tbk.

3.8    Prosedur Pengumpulan Data.
Data adalah segala sesuatu yang diketahui atau dianggap mempunyai sifat bisa memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan (Supranto, 2001).
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
3. 8.1               Data primer.
Menurut Algifari (1997), data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tanpa melalui perantara). Data primer yang ada dalam penelitian ini merupakan data kuesioner.
3. 8.2               Data sekunder.
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).Data yang menyangkut populasi karyawan PT. Gudang Garam Tbk dan literatur yang mendukung serta laporan-laporan.
3.9    Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1)      Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup.
2)      Observasi
Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian.
3)      Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

3.10        Pengujian Instrumen Data.
3. 10.1     Uji Validitas.
            Untuk mengetahui  korelasi antara variabel dari semua faktor yang akan diteliti, maka dilakukan uji validitas. Menurut azwar (1997), variabel dinyatakan valid apabila koefisien korelasi r > 0,3. Dari hasil uji validitas. Maka dapat dilihat pada hasil analisa validitas soal/instrument pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Hasil Analisis Validitas Soal/Instrumen
Varabel
Uraian Item Angket
Koefisien Korelasi
keterangan
X
-INTEGRITAS
-ULET
-OPTIMISME
-BERANI MENGHADAPI RESIKO
-MENYUKAI PERUBAHAN
-JUJUR
0.600
0,761
0,278
0,276
0,261
0,437
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Y
-UPAH
-PROMOSI
-SUPERVISI
-BENEFIT
-CONTINGENT REWARDS
0,235
0,423
0,561
0,538
0,383
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid




3. 10.2     Uji Reabilitas.
Untuk mengetahui tingkat kehandalan dari instrumen penelitian,maka dilakukan dengan melalui uji reabilitas, jika koefisian alpha >0,05 maka variabel/instrumen dapat dinyatakan handal. Dengan menggunakan metode alpha cronbach dengan menggunakan bantuan SPSS Program, dapat dilihat pada tabek dibawah ini.
Tabel 3.2
Hasil Analisis Uji reabilitas.
variabel
Keterangan
Koefisien alpha
Keterangan
X
Y
Perilaku kepemimpinan
Kepuasan Kerja Karyawan
0,548
0,478
Handal
Handal
Sumber data: Diolah.
Berdasarkan tabel diatas, semua variabel penelitian yang terdiri dari perilaku kepemimpinan (X) dan kepuasan kerja karyawan (Y) mempunyai tingkat kehandalan untuk digunakan dalam penelitian karena koefisien alpha>0,05
3.11        Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah secara kuantitatif. Data kuantitatif diolah dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang. Tabulasi silang digunakan untuk mengetahui pengaruh perilaku kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan. Pengolahan dan analisis data kualitatif dilakukan dengan mereduksi (meringkas) data dengan menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keperluan untuk menjawab pertanyaan analisis di dalam penelitian. Data hasil wawancara yang relevan dengan fenomena yang dianalisis, disajikan dalam bentuk kutipan-kutipan. Analisis data kualitatif dipadukan dengan hasil interpretasi data kuantitatif.
Analisis sederhana
Yaitu analisis yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan ketergantungan, dan arah hubungan ketergantungan antara dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat, apakah positif atau negatif. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu: perilaku kepemimpinan (X) terhadap variabel terikatnya yaitu kepuasan kerja karyawan (Y).
Persamaan sederhananya adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
Dimana:
Y  = Variabel dependen (kepuasan kerja karyawan)
a   = Konstanta
b   = Koefisien garis regresi
X  = Variabel independen (perilaku kepemimpinan)

3.12 Pengujian Hipotesis
1.        Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F )
Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : Variabel-variabel bebas yaitu karakteristik kepemimpinan,situasi,dan perilaku kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya yaitu kepuasan kerja karyawan.
Ha : Variabel-variabel bebas yaitu karakteristik kepemimpinan,situasi,dan perilaku kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya yaitu kepuasan kerja karyawan.
Dasar pengambilan keputusannya (Ghozali, 2005) adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:
1.      Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2.      Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1     Gambaran Umum Objek Penelitian
Pada penelitian ini yang dijadikan objek penelitian oleh peneliti yaitu PT. Gudang Garam Tbk. Yang beralamatkan jl. Raya Sumenep km 47 Pamekasan. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah seluruh karayan pasa PT. Gudang Garam Tbk. cabang Pamekasan.
4.2    Analisis Statistik Diskriptif
Gambaran stasistik diskriptif digunakan untuk memahami distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada 51 orang responden yaitu karyawan PT. Gudang Garam Tbk. cabang Pamekasan Yang pada setiap kategori unsur-unsur yang ada pada setiap variabel. Variabel bebas yang diteliti adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan PT. Gudang Garam Tbk cabang Pamekasan yang terdiri dari variabek perilaku kepemimpinan. Sedangkan variabel terikatnya adalah variabel kepuasan kerja karyawan PT. Gudang Garam Tbk cabang Pamekasan.
4.2.1        Distribusi Frekuensi Variabel perilaku kepemimpinan
Untuk mengetahui distribusi frekuensi jawaban responden pada item-item dari variabel perilaku kepemimpinan dapat dilihat pada tabel berikut ini:


Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Variabel Perilaku Kepemimpinan.
NO
Item
Nilai
1
2
3
4
5
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
integritas




6
11,8
40
78,4
5
9,8
2
Ulet




11
21,6
33
64,7
7
13,7
3
optimisme




3
5,9
43
84,3
5
9,8
4
berani menghadapi resiko




7
13,7
35
68,6
9
17,6
5
menyukai perubahan




6
11,8
42
82,4
3
5,9
6
Jujur




2
3,9
43
84,3
6
11,8
Sumber : data yang diolah.
Berdasarkan pada tabel diatas, secara impiris item pertama dari variabel perilaku kepemimpinan adalah tentang integritas. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali yaitu sebanya 5 orang responden atau 9,8% dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya 40 orang responden (78,4%) menyatakan setuju, dan 6 orang responden (11,8%) menyatakan cukup setuju.
Untuk item kedua dari variabel perilaku kepemimpinan adalah tentang keuletan pemimpin. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 7 orang responden (13,7%), dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya sebanyk 33 orang responden (64,7%) menyatakan setuju, dan 11 orang responden (21,6%) menyatakan cukup setuju.
Untuk item ketiga dari variabel perilaku kepemimpinan adalah tentang optimisme pemimpin. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 5 orang responden (9,8%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya sebanyk 43 orang responden (38,3%) menyatakan setuju, dan 3 orang responden (5,9%) menyatakan cukup setuju.
Untuk item keempat dari variabel perilaku kepemimpinan adalah tentang berani menghadapi resiko. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 9 orang responden (17,6%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya sebanyk 35 orang responden (68,6%) menyatakan setuju, dan 7 orang responden (13,7%) menyatakan cukup setuju.
Untuk item kelima dari variabel perilaku kepemimpinan adalah tentang menyukai perubahan. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 3 orang responden (5,9%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya sebanyk 42 orang responden (82,4%) menyatakan setuju, dan 6 orang responden (11,8%) menyatakan cukup setuju.
Untuk item keenam dari variabel perilaku kepemimpinan adalah tentang kejujuran. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 6 orang responden (11,8%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya sebanyk 43 orang responden (84,3%) menyatakan setuju, dan 2 orang responden (3,9%) menyatakan cukup setuju.
4.1    Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Kerja Karyawan.
Untuk mengetahui distribusi frekuensi jawaban responden pada item-item dari variabel kepuasan kerja karyawan PT. Gudang Garam Tbk cabang pamekasan dapat dilihat pada tabel berikut ini:


Tabel 4.2
Tabel distribusi frekuensi variabel kepuasan kerja karyawan
PT. Gudang Garam Tbk cabang Pamekasan.
NO
Item
Nilai
1
2
3
4
5
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
Upah




1
2
45
88,2
5
9,8
2
Promosi




1
2
42
82,4
8
15,7
3
Supervisi




4
7,8
41
80,4
6
11,8
4
Benefit




1
2
43
84,3
7
13,7
5
contingent rewards




0
0
47
92,2
4
7,8
Sumber data: diolah (2014)
Berdasarkan pada tabel diatas, secara impiris item pertama dari variabel kepuasan kerja adalah tentang upah. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali yaitu sebanya 5 orang responden atau 9,8% dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya 45 orang responden (88,2%) menyatakan setuju, dan 1 orang responden (2,0%) menyatakan cukup setuju.
Untuk item kedua dari variabel kepuasan kerja karyawan adalah tentang promosi. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 8 orang responden (15,7%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya sebanyk 42 orang responden (82,4%) menyatakan setuju, dan 1 orang responden (2,0%) menyatakan cukup setuju.
Untuk item ketiga dari variabel kepuasan kerja karyawan adalah tentang supervisi. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 6 orang responden (11,8%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya sebanyk 41 orang responden (80,4%) menyatakan setuju, dan 4 orang responden (7,8%) menyatakan cukup setuju.
Untuk item keempat dari variabel kepuasan kerja karyawan adalah tentang benefit. Dalam hal ini yang menyatakan sangat sekali adalah sebanyak 7 setuju orang responden (13,7%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya sebanyk 43 orang responden (84,3%) menyatakan setuju, dan 1 orang responden (2,0%) menyatakan cukup setuju.
Untuk item kelima dari variabel kepuasan kerja karyawan adalah tentang kontingent rewards. Dalam hal ini yang menyatakan sangat setuju sekali adalah sebanyak 4 orang responden (7,8%) dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju. Selebihnya sebanyk 47 orang responden (92,2%) menyatakan setuju, dan tidak ada orang atau responden yang menyatakan cukup setuju.



4.3    Analisis Statistik Inferensial.
4.3.1        Hasil Analisis regresi Sederhana.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis sederhana dengan menggunakan SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil analisis statistik regresi sederhana
Variabel Bebas
Koefisien Regresi
X (perilaku kepemimpinan)
Konstanta
0,15X
4,031
R square     = 0,000
Multiple R  = 0,20

Sumber data yang diolah
Berdasarkan pada tabel diatas maka persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Y = 4,031 +0,15X + e
Maksud dari persamaan tersebut adalah :
Apabila perilaku kepemimpinan mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka kepuasan kerja karyawan akan bertambah sebesar 0,15.


4.3.2        Analisis Uji Korelasi Tingkat Nol
Hasil uji analisis tingkat nol dengan derajat kesalahan 5% ( ) menunjukkan antara variabel bebas dan tergantung mempunyai hubungan yang signifikan, hal ini ditunjukkan dengan nilai peluang (r) kurang dari nilai , dalam penelitian ini semua variabel berhubungan secara signifikan.


4.3.3        Analisis Korelasi Regresi Sederhana.
Untuk menguji dan mengetahui sejauh mana hubungan dan pengaruh variabel bebass terhadap variabel terikat maka dipakai teknik korelasi sederhana. Dari hasil perhitungan dalam lampiran maka diperoleh koefisien korelasi sederhana multiple R (R) sebesar 0,020, keadaan ini menunjukkan bahwa ada ketergantungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.sssssssssssssss
Sedangkan koefisien determinasi atau R-square (R2 ) sebesar 0,000 koefisien determinasi ini menunjukkan seberapa besar keragaman dari variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh model. Dalam penelitian ini mempunyai arti bahwa persamaan linier regresi telah menjelaskan sebesar 0,0% dari keseluruhan jumlah keragaman yang dapat dijelaskan, atau setiap variabel bebas memberikan sumbangan terhadap variabilitas variabel tergantung sebesar 0,0%.
4.3.4        Test Simultan Regresi Sederhana.
Setelah diketahui tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, maka untuk lebih meyakinkan dapat dilakukan uji simultan terhadap variabel bebas dengan menggunakan uji F, hipotesa yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0 : bi
H1 : minimal ada satu bi ≠ 0 dimana i = 1
Karena nilai F hitung (0,001)


4.4    Deskripsi Pembahasan
Berdasarkan dari tabel distribusi frekuensi jawaban responden yang meliputi : perilaku kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Gudang Garam Tbk. Maka dari hasil penelitian dan pembahasan dari sudut kajian variabel-variabel tersebut dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut:
a.         Pada analisis penyajian secara parsial atau uji-t yaitu untuk konstanta nilai
b.        Dari hasil pengujian simultan atau uji-F menunjukkan adanya pengaruh
c.         Hasil pengujian koefisien determinasi (R2)adalah sebesar0,000
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian.
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN PT GUDANG GARAM Tbk
Petunjuk Pengisian :
            Tulis nama serta alamat pada kolom yang telah tersedia dibawah ini.
1.      Berilah tanda silang (X) pada jawaban sesuai pilihan saudara.
2.      Nama dan jawaban anda akan terjamin kerahasiaannya.
A.    Identitas saudara
a.      Nama :
b.      Alamat :
c.       Jabatan :
d.      Lama kerja :
B.     Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan yang saudara hadapi pada saat ini.
1.      Apabila bawahan dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan ternyata tidak mampu, kurang disiplin, tidak tepat waktu serta tidak bersemangat dalam menyelesaikannya, maka pimpinan selalu sabar membimbingnya.
a.       Sangat setuju sekali.
b.      Setuju.
c.       Cukup setuju.
d.      Kurang setuju.
e.       Tidak setuju.
2.      Setiap pekerjaan yang dibebankan pada bawahan harus selalu tepat waktu, kualitas yang sesuai dengan keinginan pimpinannya.
a.       Sangat setuju sekali.
b.      Setuju.
c.       Cukup setuju.
d.      Kurang setuju.
e.       Tidak setuju.
3.      Terhadap bawahan yang melaksanakan tugasnya dengan tidak bersungguh-sungguh, pimpinan selalu memberikan sanksi pada bawahan tersebut.
a.       Sangat setuju sekali.
b.      Setuju.
c.       Cukup setuju.
d.      Kurang setuju.
e.       Tidak setuju.
4.      Komunikasi antara bawahan dan pimpinan adalah sangat penting, agar setiap permasalahan yang terjadi pada bawahan juga dapat dimengerti oleh pimpinan.
a.       Sangat setuju sekali.
b.      Setuju.
c.       Cukup setuju.
d.      Kurang setuju.
e.       Tidak setuju.
5.      Terciptanya suasana kerja yang kondusif adalah sangat diperlukan, untuk karyawan sebagai bawahan adalah sangat perlu untuk diberikan kepercayaan oleh pimpinan dalam melaksanakan tugasnya.
a.       Sangat setuju sekali.
b.      Setuju.
c.       Cukup setuju.
d.      Kurang setuju.
e.       Tidak setuju.
6.      Pimpinan anda mempengaruhi cara pandang anda untuk menyelesaikan masalah.
a.       Sangat setuju sekali.
b.      Setuju.
c.       Cukup setuju.
d.      Kurang setuju.
e.       Tidak setuju.
7.      Pemimpin anda mengkomunikasikan tujuan dan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mencapai sesuatu dengan cara mereka sendiri.
a.       Sangat setuju sekali.
b.      Setuju.
c.       Cukup setuju.
d.      Kurang setuju.
e.       Tidak setuju.
8.      Pemimpin anda menghargai dan memuji para karyawan yang kinerjanya bagus.
a.       Sangat setuju sekali.
b.      Setuju.
c.       Cukup setuju.
d.      Kurang setuju.
e.       Tidak setuju.
9.      Pemimpin anda sering menekankan pentingnya tugas dan meminta anda melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
a.       Sangat setuju sekali.
b.      Setuju.
c.       Cukup setuju.
d.      Kurang setuju.
e.       Tidak setuju.
II Kepuasan Kerja Karyawan.
1.      Gaji saya cukup, sesuai dengan tanggungjawab yang saya pikul
a.    Sangat setuju sekali.
b.    Setuju.
c.    Cukup setuju.
d.   Kurang setuju.
e.    Tidak setuju.
2.      Jika saya melaksanakan pekerjaan dengan baik,maka saya akan dipromosikan
a.    Sangat setuju sekali.
b.    Setuju.
c.    Cukup setuju.
d.   Kurang setuju.
e.    Tidak setuju.
3.      Orang-orang yang bekerja dengan saya memberikan dukungan yang cukup kepada saya
a.    Sangat setuju sekali.
b.    Setuju.
c.    Cukup setuju.
d.   Kurang setuju.
e.    Tidak setuju.
4.      Atasan saya memberikan dukungan yang cukup kepada saya
a.    Sangat setuju sekali.
b.    Setuju.
c.    Cukup setuju.
d.   Kurang setuju.
e.    Tidak setuju.
5.      Pekerjaan saya sangat menarik
a.    Sangat setuju sekali.
b.    Setuju.
c.    Cukup setuju.
d.   Kurang setuju.
e.    Tidak setuju.




READ MORE >>